Pemilihan presiden (Pilpres) 2019 makin tidak terarah ketika yang berkontestasi saling mencari sisi lemah masing-masing pihak. "Lagi-lagi yang dirugikan adalah masyarakat,†demikian disampaikan pengamat komunikasi Universitas Padjajaran Bandung Lely Ariani kepada Kantor Berita , Sabtu (6/10). Dikatakan Lely, kecenderungan praktek propaganda dalam politik dengan memanfaatkan momen dan isu tertentu berakibat pada bergesernya persoalan yang tak terselesaikan. Salah satu yang paling menyolok adalah kasus hoax aktivis Ratna Sarumpaet. "Di sini substansi perkara bergeser, terlebih apabila masyarakat memercayai informasi yang salah dan kemudian ikut menyebarluaskan lewat media sosial. Maka yang sangat dibutuhkan adalah kesungguhan para elit untuk membuktikan komitmen yang sebenarnya sudah dideklarasikan bersama,†pungkasnya.[bud/aji]
- Surya Paloh Penentu Poros Politik Pilpres 2024
- Wacana Reshuffle Kabinet, Pengamat: Buntut Ketidaksukaan Jokowi terhadap Nasdem
- Tahun Depan, Mendagri Fokus Pembangunan di Perbatasan Papua
- PKS Bangga Indonesia Selenggarakan WSBK
- Dies Natalis HMI ke-75, Airlangga Hartarto: HMI adalah Kawah Candradimuka Tokoh Bangsa
- Ketua Joman: Kalau Jokowi Tidak Peka Bahaya, Menteri Tertular Penyakit 2024 Harus Dicopot