Keluhan warga RW 9 Kali Mas Baru II Kelurahan Perak Utara, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya, hingga kini masih dipantau dan perlu dilakukan kerjasama.
- Polisi Dan TNI Bubarkan Takbir Keliling di Probolinggo
- Di Refleksi Akhir Tahun 2023 dan Doa Awal Tahun 2024, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Rayakan Pergantian Tahun dengan Sederhana dan Bersahaja
- GP Ansor Ngawi Rayakan Ultah ke-88
"Akses yang kita butuhkan sangat kecil, dan itupun aman. Setelah ditanam kita jamin diatasnya bisa dilewati oleh truck apa saja,†kata Mujiaman pada Kantor Berita , Senin (5/11).
Namun guna mewujudkan hal tersebut, Mujiaman mengingatkan kerjasama semua pihak. Termasuk RT, RW, lurah hingga perusahaan yang ada di situ.
Seluruhnya harus mendukung keinginan warga mendapatkan hak asasi untuk mendapatkan air. Sebab, salah satu yang menghambat adalah izin meletakkan pipa. Kalau itu bisa diatasi, pihaknya memastikan masalah suplai air dapat teraliri.
"Tapi kami usahakan pakai jalur yang sudah ada, tidak usah membongkar rumah. Melalui gang-gang bisa. Tadi sudah bisa dijelaskan ada gang yang bisa dilewati. Itu saja. Nanti pipa kita akan kami amankan dan selanjutnya warga harus rukun karena air dipakai bersama kita akan bantu bagaimana melaksanakan sehari-haru agar air bisa dimanfaatkan,†tandasnya.
Sebelumnya DPRD Surabaya merenspon keluhan warga Kalimas Baru II, Perak Utara, Pabean Cantikan yang masih belum teraliri air. Komisi C berencana memanggil pihak terkait agar hak atas air dapat juga dirasakan seluruh warga.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Buchori Imron mengatakan, berjanji bakal mengawal terus supaya warga Kalimas Baru II dapat mendapatkan air.
Politisi PPP tersebut menilai, ada seribu lebih kepala keluarga yang tidak teraliri air selama berpuluh tahun. Padahal mereka masih merupakan warga Surabaya.
Untuk itu, perlu diketahui masalah sebenarnya kenapa selama ini tidak mendapat air.
Tidak dapatnya air, disebutkan Ketua RW 9 kalimas baru II, perak utara, pabean cantikan, Kukuh ruliwanto bahwa sudah terjadi selama 30 tahun. Ada sekitar 1000 sampai 1500 kepala keluarga yang masih kesulitan air.
Mereka tidak mendapatkan suplai dari PDAM. Untuk cuci dan mandi harus membeli, begitu juga dengan kebutuhan minum.
Masalahnya akses pipa untuk mengaliri air terhambat bangunan. Yang kedua juga terkendala masalah lobi dengan pemilik di sekitarnya.[arif/aji
- Di Parkir, Motor Ludes Terbakar di Paiton
- Penurunan Mobilitas Semasa PPKM Darurat Masih di Bawah 30 Persen, Menhub Perketat Aturan
- RPH Khusus Babi di Banjarsugihan Mulai Beroperasi