. Penembakan brutal terjadi di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, kemarin (Jumat, 15/3), sejumlah pemimpin negara berempati serta mengutuk peristiwa pilu tersebut. Apakah Presiden Joko Widodo bersikap yang sama?
- Terpilih Jadi Presidium Majelis Nasional KAHMI Lagi, Herman Khaeron Janji Amanah
- Manusia Yang Hidup Di Tengah Pandemi Covid-19 Adalah Manusia Pilihan
- Kelompok Tidak Murni Dituding Dalam "Jokowi End Game", Mahfud MD Menambah Kegundahan Hati Rakyat
Pemimpin negara di dunia bersedih dan ditunjukkan kesedihannya --yang sangat-- atas penembakan teroris terhadap muslim di Selandia Baru. Namun pemimpin negara muslim terbesar di dunia menanggapi santai tanpa empati. Ia lebih sedih atas penangkapan koleganya oleh KPK,†ujar Andi Arief, sesaat lalu (Minggu, 17/3).
Perlu diketahui, dalam aksi penembakan itu sebanyak 49 orang tewas.
Pelaku penembakan di Masjid tersebut diidentifikasi sebagai Brenton Tarrant dari Australia.
Penembakan itu ia siarkan secara online dan menghadirkan manifesto 73 halaman. Ia melabeli dirinya sebagai "warga kulit putih biasa". [bdp]
- Sandiaga Uno Minta Santri Juga Kuasai Iptek
- Densus 88 Antiteror Seharusnya Ajak Dialog Ormas, Bukan Langsung Tangkap
- Solusi Depo Plumpang, Dipindah ke Pulau Reklamasi atau Warga Direlokasi
ikuti update rmoljatim di google news