Sudah setengah tahun gelombang protes di wilayah semi-otonom Hong Kong terjadi. Warga Hong Kong pun menggelar perayaan aksi unjuk rasa terbesar.
- Korban Tewas Gempa Cianjur Jadi 310 Orang
- Kecamatan Blega Banjir, 10 Kampung Terendam Air
- Banjir Bandang di Malang, Satu Warga Meninggal Ditemukan di Sungai
Namun kepolisian kota menyebut bahwa jumlah partisipasi dalam aksi unjuk rasa tersebut hanya sekitar 183 ribu orang.
Aksi berlanjut hingga malam hari. Para pengunjuk rasa menyalakan senter dari ponsel mereka ketika malam tiba dan menciptakan gelombang besar cahaya yang berkilauan sambi menyanyikan slogan-slogan mereka.
Sebagian besar pengunjuk rasa mengenakan pakaian berwarna hitam untuk menyuarakan kemarahan dan frustasi atas situasi wilayahnya.
"Tidak peduli bagaimana kami mengekspresikan pandangan kami, melalui aksi damai, melalui pemilihan yang beradab, pemerintah tidak akan mendengarkan," kata seorang pengunjuk rasa berusia 50 tahun bernama Wong yang ikut ambil bagian dalam aksi tersebut.
"Itu hanya mengikuti perintah dari Partai Komunis Tiongkok," tambahnya, seperti dimuat Channel News Asia.
"Saya tidak tahu berapa lama pertarungan akan berlangsung," tambah pengunjuk rasa lain, yang bernama Kevin.
"Sejauh ini saya tidak bisa melihat akhirnya tetapi kita tidak akan mundur," sambungnya.
Sementara itu, seorang pedagang buah yang bernama Leung membagikan membagikan stroberi gratis kepada para pengunjuk rasa.
"Saya ingin membawa sesuatu yang manis untuk rakyat Hong Kong yang telah hidup setengah tahun yang sangat sulit," ujarnya.
Hong Kong yang merupakan salah watu pusat keuangan di Asia terpukul oleh gelombang protes yang dipicu oleh kekhawatiran yang memuncak atas peran China dalam memberantas kebebasan di wilayah tersebut. Sebagian besar aksi protes yang di Hong Kong dilakukan tanpa pemimpin dan terorganisir secara online.[aji]
- Musim Kemarau, Puluhan Hektar Hutan Lindung di Kecamatan Ijen Bondowoso Terbakar
- Alami Sakit, Keberangkatan 3 Jemaah Haji Aceh Kloter 4 Ditunda
- Maksud Hati Menolong Buah Hati, Seorang Ibu Terpanggang Bersama Anaknya