Sejumlah komunitas tani Indonesia dan ribuan santri dari pelosok Nusantara, akan mengikuti 'Ngaji Tani Akbar' di Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Ngaji tani Akbar itu, akan dilakukan selama dua hari penuh yaitu pada Sabtu-Minggu, 25-26 Januari 2020.
- Wali Kota Eri Ajak Ormas Madura Jaga Kerukunan dan Kondusifitas Surabaya
- Jatim Miliki 149 Desa Devisa Terbanyak Se-Indonesia, Gubernur Khofifah Optimis Kinerja Ekspor Produk UMKM Jatim Makin Meningkat di Tahun 2024
- Rayakan Hari Skateboard Sedunia, 500 Skater Meluncur dari Balai Kota Surabaya
Ngaji Tani Akbar dan juga Munas Santri Tani Nusantara' ini, diinisiasi oleh pengasuh muda Ponpes Genggong, dr. Moh. Haris Damanhuri atau yang lebih akrab disapa Gus Haris.
“Supaya ada peningkatan sumber daya lokal bidang pertanian, peternakan, perhutanan dan perkebunan. Silaturrohim antara petani dan pakar pertanian dengan dunia pesantren ini, sebagai implementasi dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia," jelas Pengasuh Muda Ponpes Zainul Hasan Genggong, Gus Haris seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (21/01) sore.
Menurut Gus Haris, Ngaji Tani Akbar untuk membuka wawasan, peluang, dan harapan baru kaum tani dan masyarakat pondok pesantren. Apalagi, sebagai pusat kajian dan transformasi ilmu pengetahuan, berlandaskan faham keagamaan.
Selain itu, Ngaji Tani dan Munas Santri Tani Nusantara itu, akan terbagi dalam empat sesi. Sesi pertama berupa Ngaji Tani Akbar dalam format diskusi panel, dilanjut sesi kedua Musyawarah Nasional Santri Tani Nusantara (Munas STN).
“Selain dua sesi itu, ada juga Sholawat Muhammad dan Muktamar Kopi Pesantren,” jelasnya.
Pada saat ini, Gus Haris menambahkan, kaum ‘alim’ pertanian dengan pesantren sebagai benteng pertahanan umat. Sehingga, dapat berkolaborasi untuk melakukan pemberdayaan pertanian sebagai ibadah sosial. Pesantren, lanjunya, disebut harus bisa bicara tentang kitab tani dan kitab koperasi atau jamaah produksi dari perspektif nilai-nilai agama.
“Pesantren didesain untuk kemajuan umat dalam mengisi kekosongan model pendekatan bertani hari ini. Munas ini sebagai forum bahsul masail, urun rembuk bab pertanian terpadu dan melakukan ijtihad, mencari formulasi terbaik model bertani kekinian sebagai manhaj bertaninya kaum santri tani nusantara," imbuhnya
Ngaji Tani Akbar tersebut, masih kata Gus Haris, dijadwalkan dihadiri oleh Menteri Pertanian, Menteri Desa dan Gubernur Jawa Timur. Sejumlah pakar pertanian, gapoktan, petani dan pesantren, juga akan melibatkan kelompok peternakan, tani hutan dan mahasiswa.
“Organisasi kepemudaan dan masyarakat umum juga akan hadir semua disini,"pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tinjau Pasar di Kantor Pos Gresik, Wamendag Pelototi Harga Bahan Pokok dan Takaran MinyakKita
- Mas Dhito Nilai Ajang Kediri Dholo Kom Bisa Berikan Multiplier Effect
- Pesan Walikota Kediri: Semangat Berkarya Agar Bisa Menjadi Pahlawan di Eranya Masing-Masing