Kemarahan Presiden Joko Widodo terkait penanganan pandemik Covid-19 semakin mengaburkan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) antara presiden dan menteri.
- Komite III DPD RI Apresiasi Penanganan Kasus Kekerasan Seksual Gus Cabul Jombang
- Ganjar Dinilai Salah Perhitungan Ikut PDIP Gagalkan Piala Dunia, Kini Erick Thohir jadi Jagoan Jokowi
- Konsolidasi PKS, Gus Salam: Terus Jaga Silaturahim Yakin Amin Menan
"Kinerja menteri apa kinerja presiden?" Tanya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon saat menjadi pembicara ILC bertajuk 'Presiden Marah: Menteri Mana Direshuffle', Selasa malam (30/6).
Pada dasarnya, Fadli mengibaratkan posisi Jokowi sebagai dirijen dalam suatu orkestra. Selaku pimpinan orkestra, harusnya Jokowi bisa mengakomodir menterinya. Terlebih beberapa kali presiden menegaskan bahwa tak ada visi-misi menteri, melainkan hanya ada visi-misi presiden.
"Kalau itu terjadi, siapa yang salah, menteri atau presiden?" kritiknya.
Berbagai hal disinggung presiden saat pidato Sidang Kabinet 18 Juni 2020 lalu yang sukses menyedot perhatian publik.
Kemarahan Jokowi makin menarik perhatian ketika ada ancaman mereshuffle kabinet hingga kemungkinan menghapus sebuah lembaga. Namun bagi Fadli Zon, yang diperlukan dalam menghadapi pandemik Covid-19 adalah masalah kepemimpinan.
"Intinya masalah kepemimpinan. Ketika dihadapkan Covid, dihadapkan national leadership," tutupnya.
- Prof Ayuzmardi Azra Sesalkan Ratusan Pegawai Eijkman Dipecat Tanpa Pesangon
- Ketua DPRD Benarkan Heru Budi Hartono Ditujuk jadi Pj Gubernur DKI
- Pemerintah Dekatkan Dunia Pendidikan dan Dunia Usaha dengan Pendidikan Vokasi