Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Airlangga: Kita Tidak Sedalam Yang Lain

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Net
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Net

Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut laju ekonomi pada kuartal kedua atau triwulan kedua anjlok di angka minus 5,32 persen.


Hal kni merupakan dampak negatif dari pandemik Covid-19. Tidak hanya dalam sektor belanja rumah tangga saja, tapi turut dirasakan pada korporasi.  

Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa angka tersebut masih lebih baik dari negara-negara lain.

“Kami dapat menyampaikan bahwa memang pandemik Covid-19 sesuai dengan apa yang terjadi di berbagai negara. Dampaknya luas di 213 negara tidak terkecuali Indonesia. Amerika Serikat sendiri di kuartal II (Q2) minus 9,5 persen. China sudah positif tapi di kuartal I (QI) dia minus 6,8 persen," kata Airlangga dalam jumpa media secara virtual, Rabu (5/8). 

"Jadi pertaruhannya bagaimana kita di kuartal ketiga (Q3) terjadi recovery atau pembalikkan, karena ini adalah survei bulan April, Mei, dan Juni. Memang pada Maret dan April adalah puncak dari pandemik Covid-19, terutama dari segi perekonomian,” ujarnya. 

Dia menyebutkan di negara-negara Uni Eropa mengalami penurunan ekonomi lebih dalam dibandingkan Indonesia. 

Dari minus 3,1 persen di kuartal I (QI) menjadi minus 15 di kuartal kedua (Q2). Perancis tercatat minus 19 persen, Singapura minus 12 persen bahkan di Meksiko minus 18,9 persen. 

“Jadi antara per country kita tidak sedalam yang lain. Namun kita berharap ada efek perbaikan daripada perekonomian global melalui, baik China maupun negara lain yang recover lebih dahulu,” imbuhnya.  

Airlangga optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi periode 2020-2021 nanti bangkit 0,5 hingga 1 persen dari keterpurukan pada kuartal II 2020 akibat hantaman keras pandemik Covid-19. 

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020-2021 dari berbagai institusi, diperkirakan ekonomi global kontraksi antara minus 6 sampai 7,6 persen. Sedangkan Indonesia dalam range minus 3,9. Sedangkan pemerintah prediksi berdasarkan APBN dari 0,5 sampai dengan 1 persen,” paparnya.