Survei Indopol: 68,2 Persen Masyarat Puas Kinerja Pemprov Jatim Atasi Covid-19

Direktur Eksekutif Indopol Survei, Ratno Sulistiyanto saat pemaparan/RMOLJatim
Direktur Eksekutif Indopol Survei, Ratno Sulistiyanto saat pemaparan/RMOLJatim

Indopol survei merilis temuannya terkait persepsi publik terhadap penanganan Covid-19 Di Jawa Timur. Hasilnya sebanyak 68,2% masyarakat Jatim merasa puas dengan kinerja Pemprov Jatim.


Kepuasan masyarat itu disebabkan 75% masyarakat Jatim menilai penanganan terhadap para ODP, PDP, dan positif Covid-19 adalah cepat dan bagus

"Hal ini berimplikasi kepada tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah," kata Direktur Eksekutif Indopol Survei, Ratno Sulistiyanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, di Surabaya, Senin, (31/8).

Ratno memaparkan, prosentase terbesar kepuasan masyarakat terhadap Pemprov Jatim terdapat di Kota Probolinggo, Situbondo, Kota Mojokerto, Trenggalek, dan Madiun. Ketidakpuasan tertinggi terdapat di Kota Batu, Kota Madiun, Ponorogo, Sidoarjo, dan Kota Pasuruan.

Selain Pemprov Jatim, masyarakat di Jatim merasa puas dengan kinerja pemerintahan kabupaten dan kota dalam menangani Covid-19. Prosentasenya mencapai 74,5%.

"Umumnya, kinerja pemerintah dalam menangani Covid-19 yang dirasakan masyarakat adalah dalam bentuk himbauan mematuhi protokol kesehatan (62,2%), pembagian masker (16,1%), penyemprotan desinfektan (9,7%), PSBB (4,9%), dan pembagian hand sanitizer (0,3%)," jelasnya.

Ratno juga memaparkan implikasi ekonomi masyarakat akibat pandemik ini. Hasilnya, sbanyak 10,40% masyarakat mengaku kehilangan pekerjaan selama wabah Covid-19, 7,2% mengaku telah dirumahkan, dan 37,3% mengaku pekerjaannya berkurang selama wabah. PHK, dirumahkan.

"Dan berkurangnya pekerjaan paling parah dialami mereka yang berpendapatan kurang dari 3 juta/bulan," papar Ratno.

Selain itu, lanjut Ratno, masyarakat di Jatim juga merasakan langsung menurunnya aktivitas ekonomi akibat dari wabah ini. Hasilnya, sebanyak 57,1% masyarakat menganggap kondisi ekonomi keluarganya lebih buruk dibandingkan tahun lalu, 10,8% malah menyatakan jauh lebih buruk. 

"Mayoritas (65,9%) menyalahkan Covid-19 sebagai penyebabnya," tutupnya.

Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada tanggal 23-28 Juli 2020, ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan cara stratified random sampling. Jumlah responden tiap Kota/Kabupaten di Jawa Timur diambil secara proporsional berdasarkan jumlah Penduduk 2018, BPS Provinsi Jawa Timur 2020. 

Penentuan responden dilakukan secara random sistematis. Kriteria responden adalah mereka yang berumur 17 tahun atau sudah menikah. Responden berjumlah 1000 orang dengan margin error 3,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.