Komunitas seniman dan budayawan Banyuwangi mengapresiasi kinerja Pemkab Banyuwangi selama sepuluh tahun terakhir dalam mengembangkan seni-budaya.
- Kunjungi Banyuwangi, Tim Pakar Satgas Covid-19 Apresiasi Penanganan Kepulangan Pekerja Migran
- Simkatmawa 2021, UNESA Raih Peringkat 6 Nasional dan Berpredikat Unggul
- Pemprov Jatim Terima Penghargaan BKN Award 2020 Untuk Dua Kategori
Pelaksana Tugas Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Hasan Basri mengatakan, Banyuwangi telah berhasil membuat citra kebudayaan dan kesenian daerah menjadi tersohor di tingkat nasional bahkan dunia.
"Berbagai event yang mengundang seni budaya Banyuwangi ke level internasional telah membuktikan itu. Seni budaya daerah telah diangkat ke level yang membuat kami bangga," kata Hasan Basri.
Menurutnya, keberhasilan tersebut membuat masyarakat Banyuwangi semakin percaya diri menunjukkan identitas budaya dan kearifan lokal yang telah lama tenggelam. “Dulu, kami pakai udeng itu malu, sekarang ini dengan memakai udeng kita lebih percaya diri,” ungkap Basri.
Dia menilai, langkah pemerintah daerah turut mengembangkan seni-budaya sudah tepat.
“Seniman ikut merasakan berkahnya dan putaran ekonominya. Tentunya para pegiat pariwisata juga merasakan itu,” tambahnya.
Selain itu, Hasan mengapresiasi langkah Banyuwangi yang menjadikan Banyuwangi menjadi destinasi arsitektur yang tidak terpikirkan sebelumnya. Bupati Abdullah Azwar Anas selama 10 tahun terakhir telah menjadikan arsitektur lokal sebagai kiblat pembangunan fisik yang ada di daerah.
“Dulu pemerintah memberikan subsidi untuk mempertahankan umah adatnya, tapi sekarang masyarakat berlomba-lomba turut membangun rumah adat ataupun gedung berasitektur lokal,” katanya.
Dia berharap ke depan, gairah untuk mengembangkan kebudayaan selalu terjaga.
Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas menilai komunikasi antar seniman dan pemerintah sangat penting dibangun untuk kemajuan bersama.
Dia mengatakan selama sepuluh tahun pemerintah mencoba hadir untuk menumbuhkembangakan seni-budaya lokal di tengah arus modernisasi.
Anas melanjutkan kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki Banyuwangi. Sehingga ke depan perlu terus dikembangkan, sehingga masyarakat terutama generasi muda mengenal dan memahami seni-budayanya.
Menurut Anas, festival budaya bukan hanya soal pariwisata, tetapi juga instrumen untuk meredam radikalisme dengan cara meningkatkan ekonomi rakyat.
“Festival budaya bukan hanya pariwisata, tetapi cara ini efektif untuk meredam radikaliasme, kearifan lokal harus ditumbuh kembangkan, maka seniman, budaya, dan kesenian itu suatu oksigen yang harus dijaga,” jelas Anas.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi mengatakan, saat ini memang merupakan masa yang sulit bagi pekerja seni di berbagai belahan dunia. Namun, Samsudin berpesan, agar seniman Banyuwangi tetap kompak dan bersatu untuk tetap memajukan dan membesarkan kesenian daerah.
Karena selama beberapa tahun belakangan kesenian Banyuwangi mulai dikenal di kancah nasional hingga ke tingkat global. Maka kita harus pertahankan prestasi ini dengan tetap kompak menjaga eksistensi kesenian daerah,” ujar Samsudin.
DKB, lanjutnya, Bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata daerah telah merancang sejumlah program untuk kembali menggeliatkan aktivitas seni.
"Pandemi ini berimbas ke banyak sektor, kita semua harus memahami ini. Bila kita melanggar protokol, akan beresiko tinggi penyebaran virus, baik bagi seniman sendiri maupun pengunjung," kata Samsudin.
“DKB dan Pemkab sudah merancang sejumlah langkah, agar kesenian bisa kembali tampil. Tentunya akan akan dilakukan dengan protokol kesehatan. Saya harap seniman memahami. Semoga ini akan menjadi jalan keluar yang terbaik,” imbuhnya.
- Berkualitas Ekspor, KKP Tertarik Dirikan Lobster Center di Banyuwangi
- Empat Orang Dalam Satu Keluarga di Banyuwangi Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
- Banyuwangi Siapkan Kolaborasi Program Pengolahan Sampah di Desa dan Destinasi Wisata