Gubernur Khofifah "Menggugat" Covid-19

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Kadinso Jatim, Alwi menyerahkan bantuan masker/RMOLJatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Kadinso Jatim, Alwi menyerahkan bantuan masker/RMOLJatim

Jawa Timur selama 42 hari sempat menyandang gelar sebagai “Juara Covid-19”, terhitung sejak 26 Juni – 6 Agustus 2020. Berkat usaha keras Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) serta Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menekan laju penularan Covid-19, “gelar” tersebut akhirnya berhasil direbut oleh Pemprov DKI Jakarta.


Hal itu patut diapresiasi sebagai bagian dari tanggung jawab Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jatim dan dan para kepala daerah dalam menangani wabah asal Wuhan, Tiongkok itu.

Jika merujuk pada hasil survey yang dilakukan Indopol Survey, periode 23 - 28 Juli 2020, sebanyak 68,2 persen masyarakat Jatim merasa puas dengan kinerja Pemprov Jatim dalam menangani Covid-19. Prosentase terbesar terdapat di Kota Probolinggo, Situbondo, Kota Mojokerto, Trenggalek, dan Madiun. Ketidakpuasan tertinggi terdapat di Kota Batu, Kota Madiun, Ponorogo, Sidoarjo, dan Kota Pasuruan.

Selain itu, 75 persen masyarakat Jatim juga menilai penanganan pemerintah terhadap para ODP, PDP, dan positif Covid-19 adalah cepat dan bagus. 

"Hal ini berimplikasi kepada tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah," kata Direktur Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto kala itu.

Progres lain yang cukup menggembirakan, yakni tingginya angka kesembuhan. Per hari Selasa (22/9), pasien yang terkonfirmasi negatif atau sembuh kembali bertambah sebanyak 403 orang. Sehingga, total pasien sembuh telah tembus sebanyak 33.978 orang atau setara 82,04 persen.

Persentase kesembuhan ini mampu melebihi persentase kesembuhan provinsi lain di Pulau Jawa, bahkan secara nasional. Berdasarkan data pasien sembuh di tingkat nasional mencapai 184.298 orang atau 73,3 persen dari kasus terkonfirmasi.

Angka tersebut menunjukkan bahwa tren kesembuhan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 31,46 persen pada tanggal 26 Juni 2020 hingga 78,56 perseb pada 28 Agustus 2020.

Bahkan, berdasarkan laporan Alvara Analytic, periode 7-13 September, Jatim masuk dalam kategori resiko terendah nomor 1 di Indonesia. Padahal sebelumnya, di Bulan Juli, Jatim pernah masuk ke urutan 28, artinya beresiko tinggi. 

Penilaian Alvara ini dilakukan secara mingguan menggunakan Principle Component Analysis (PCA) berdasarkan 5 indikator epidemiologis yaitu jumlah pasien positif kumulatif, rata-rata laju kasus baru positif 7 hari terahir, prosentase kasus positif aktif kumulatif, rasio pasien sembuh serta rasio pasien meninggal. 

"Alhamdulillah, kabar baik terus datang bagi masyarakat Jatim. Jumlah kesembuhan semakin bertambah. Ini hasil kerja keras kita bersama," kata Khofifah beberapa waktu yang lalu.

Khofifah akhirnya "menggugat" Covid-19 dengan cara berhasil menurunkan rate of transmission (Rt) atau tingkat penularan serta sukses menaikkan tren kesembuah.

Ekonomi dan Adaptasi Kebiasaan Baru

Pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan kebiasaan di tengah masyarakat. Sejumlah strategi telah dirancang dengan matang oleh Khofifah dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru.

Dikemas melalui gerakan "Jatim Bermasker", Khofifah bersama jajaran Forkopimda gencar mengkampanyekan kebiasaan baru seperti menjaga jarak, rajin membersihkan tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer serta selalu memakai masker ketika berada di luar rumah.

Agar edukasi itu berjalan efektif, mantan Menteri Sosisal (Mensos) itu rutin bersepeda setiap akhir pekan ke berbagai daerah dengan melibatkan para penyintas Covid-19. Ide ini terbilang kreativ mengigat saat ini lagi booming bersepa.

Tak cukup itu, guna menegakkan disiplin protokol kesehatan Covid-19 di Jatim, Khofifah juga telah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang sudah efektif berlaku sejak Senin (14/9) lalau.

Sejak itu pula, operasi yustisi terlus dilakukan di sejumlah daerah. Berdasarkan Pergub tersebut, warga yang melanggar protokol kesehatan akan mendapatkan sanksi, salah satunya denda Rp 250.000.

Selain pengetatan protokol kesehatan, sektor perekonomian dan pemulihan sektor riil yang terdampak pandemi juga menjadi atensi yang cukup seius. Gubernur perempuan pertama di Jatim terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak guna memulihkan ekonomi di Jatim.

Menurut Khofifah, pemulihan ekonomi di masa pandemi ini harus melibatakn peran UMKM. Sebab, kontribusi UMKM di Jatim cukup besar, yakni 54 persen dari PDRB Jatim. 

"Sektor UMKM ini yang akan bisa memberikan daya dukung terhadap bangkitnya perekonomian di Jatim," kata Khofifah dalam suatu kesempatan.

Khofifah punya keinginan kuat UMKM di Jatim kembali menguat. Untuk itu, Pemprov Jatim telah menyiapkan anggaran sekira Rp 454.26 milliar. Anggaran tersebut dapat dipergunakan sebagai penguatan kelembagaan, fasilitasi pemasaran dan penguatan akses pembiayaan.

Khofifah juga telah mensinergikan program dari Kementrian Sosial dan Kementrian Desa melalui sinkronisasi antara Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Ini membuktikan kreativitas seorang Khofifah dalam masa sulit seperti ini.

Sejumlah proglam lainnya juga telag dijalankan oleh Khofifah, seperti, Program Keluarga Harapan (PKH) plus dengan sasaran lansia di 10 kabupaten kantong kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan Berusaha (Jatim Puspa). Jatim Puspa ini nantinya yang akan membantu penanganan Covid-19 lewat pemberdayaan BUMDes dan usaha ekonomi masyarakat berbasis perempuan kepala keluarga.

Program Jatim Puspa ini diprioritaskan pada 15 Kabupaten kantong kemiskinan sebagaimana rekomendasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Program Jatim Puspa memberikan stimulan modal usaha produktif senilai Rp.2,5 juta setiap KPM.

Tahun ini, diperkirakan menjangkau 7.981 KPM di 117 Desa pada 15 Kabupaten dengan total anggaran Rp. 23,726 Milyar. Sasaran Jatim Puspa adalah kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah Graduasi Mandiri Sejahtera.

Selain itu, Khofifah juga menyiapkan beberapa strategi antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) plus dengan sasaran lansia di 10 kabupaten kantong kemiskinan. Utamanya, untuk menjaga basis konsumsi masyarakat guna memperkokoh pondasi perekonomian di Jatim. 

Selama pandemi, Pemprov Jatim juga menyalurkan program suplemen Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kekinian, Khofifah telah berhasil membagikan jutaann kartu perdana berisi paket kuota internet gratis bagi siswa SMA/SMK/SLB negeri dan swasta di Jatim.

Bantuan tersebut diharapakan para siswa di Jatim kian terbantu dan dimudahkan dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi covid-19.