Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengapresiasi kerja cepat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait uji klinis dan kehalalan vaksin Covid-19.
- Studi JAMA Cardiology Sebut 78 Persen Pasien Covid-19 Yang Telah Pulih Berpotensi Mengalami Kerusakan Jantung
- Selamatkan Warga Korsel Yang Kritis Karena Varian Delta, Bripka Febri Raih Penghargaan
- Selama Dua Tahun, Pemkot Surabaya Berhasil Turunkan Sekitar 11 Ribu Kasus Stunting
Sehingga, pelaksanaan vaksinasi nasional bisa berjalan sesuai rencana yang sudah ditetapkan.
“Kita apresiasi langkah cepat dan jujur dari BPOM dan MUI dalam mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Sinovac. Dengan efisiensi 65,3 persen sudah sesuai dengan persyaratan WHO, sehingga logis untuk memulai vaksinasi sesuai dengan tahapan-tahapan yang di rencanakan," ucap Wakil Ketua DPR RI, M Azis Syamsuddin, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/1).
Lanjut Azis, tidak mudah mempersiapkan izin untuk hal krusial seperti vaksin Covid-19. Karena itu, kinerja BPOM yang sudah bekerja keras dalam waktu singkat untuk melakukan penelitian secara seksama patut diapresiasi.
Namun demikian, DPR tetap akan mengawasi proses vaksinasi agar dapat terlaksana sesuai aturan dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
Atas dasar itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk bersinergi dengan lembaga-lembaga terkait dan Pemda program vaksinasi Covid-19 bisa berjalan lancar.
“Kita harapkan agar Kementerian Kesehatan proaktif dalam mengawal agar standar mutu, SOP, dan koordinasi dengan Pemda serta lembaga-lembaga terkait bisa berjalan sesuai harapan. Kualitas vaksin harus dijaga, edukasi kepada tenaga medis perlu ditingkatkan agar dapat mengedukasi kembali masyarakat saat disuntik," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- FKUI Kumpulkan Pakar Kesehatan Dunia di Bali untuk Perkuat Sistem Pendidikan Kedokteran
- Waspadai Dampak Rokok Di Era Pandemi Covid-19
- Ahli Kesehatan Ragukan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Dan China, Khawatir Bisa Tingkatkan Penularan HIV