Beredar Video Jenazah Jenazah Covid-19 Tertukar Saat Pemakaman di Malang

Foto Diambil Capture Dari Video Yang Beredar/Repro
Foto Diambil Capture Dari Video Yang Beredar/Repro

Beredar video tertukarnya jenazah Covid-19 saat akan dimakamkan melalui pesan aplikasi WhatsApp. Dalam video yang berdurasi 1 menit 58 detik, diterangkan bahwa peristiwa itu terjadi di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin Kota Malang.


"Pemakaman Covid salah jenazah. Jenazah sudah dimakamkan, diangkat kembali karena salah jenzah. Pemakaman terjadi di TPU Kasin, Kota Malang. Jenazahnya keliru dari Rumah Sakit," ungkap perekam video yang beredar tersebut, Jumat (29/1)

Selain itu, nampak dalam video beberapa petugas berpakaian APD kembali membawa peti jenazah dan memasukkannya ke mobil ambulan.

Dengan adanya peristiwa tersebut, Kasubbag Humas RSUD Saiful Anwar Malang Donny Iryan Vebry Prasetyo membenarkan, bahwa kejadian tertukarnya jenazah Covid-19 itu terjadi pada Kamis (28/01) kemarin.

Donny Iryan Vebri Prasetyo juga menekankan dari peristiwa kesalahan tertukarnya pengambilan jenazah bukan dari RSSA. Karena pihak rumah sakit telah menjalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Itu sebenarnya terjadi kemarin, pada kamis 28 Januari. Kalau dari SOP internal pelaksanaan jenazah kami sudah sesuai. Sedangkan pemulasaran jenazah Covid-19 dari Dinas Kesehatan. Kalau soal salah pengambilan jenazah itu yang kami ketahui ada miskomukasi. Intinya kami sudah sesuai SOP, misalkan penamaan identitas jenazah kami sudah lakukan tidak pakai kertas, tapi pakai spidol permanen. Selain itu, ada gelang pasien yang selama dirawat kami paku dipeti," jelas Donny kepada Kantor Berita RMOLJatim.

Sementara itu, Koordinator Pemakaman Public Safety Center (PSC) 119 Dinkes Kota Malang, Dhana Setiawan menjelaskan, bahwa kronologis kejadian terjadi sekitar pukul 14.45 WIB setelah istirahat, tim pemakaman menuju Kamar Mayat (KM) Jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk mengambil jenazah yang akan dimakamkan di TPU Sukun. 

Pasalnya, ada tiga jenazah yang harus dimakamkan secara bergantian.

Setelah menyelesaikan dua jenazah untuk dimakamkan, tim pemakaman kembali ke KM RSSA untuk memakamkan jenazah berikutnya. 

Keluarga jenazah berinisial W ingin memiliki nomor antrean 4 setelah pemakaman di Kedungkandang, Karangbesuki, Sukun dan Kasin. Namun, diundur menjadi antrean nomor 5 karena tim pemakaman akan menyelesaikan terlebih dahulu pemakaman jenazah di wilayah Sukun.

“Ketika di RSSA keluarga sempat tidak terima. Lantaran tak sabar menunggu. Pihak keluarga W sempat adu mulut dengan anggota pemakaman, yakni Tri Erwanto dan Alfa. Setelah diizinkan oleh tim TPU Pemakaman Sukun, keluarga tidak berkenan untuk jenazah dimakamkan oleh tim. Mereka memutuskan untuk memanggil ambulance sendiri lantaran merasa sakit hati,” ujar Dhana.

Namun, pemakaman tetap dilakukan oleh tim PSC 119. Meski sempat bersitegang dengan keluarga W dan berhasil  diredam oleh pihak kepolisian.

Sesampainya di pemakaman, salah satu anggota keluarga mendiang W menyadari bahwa peti yang dibawa bukan jenazah keluarganya, melainkan jenazah berinisial S. Tak terima, keluarga mendiang W akhirnya kembali adu mulut dengan tim pemakaman dan memukul petugas yang bernama Alfa.

“ Salah satu petugas pingsan dan dilarikan ke RKZ ( RS Panti Waluyo) untuk mendapatkan perawatan. Kemudian, anggota tim pemakaman lainnya menuju KM RSSA untuk mengambil jenazah W,” tutur Dhana.