Kisah Pasutri di Bojonegoro, Cinta Sejati yang Mati dan Dikubur Bersama 

Pasutri Bojonegoro yang mati bersama / Ist
Pasutri Bojonegoro yang mati bersama / Ist

Kisah cinta pasangan  Suami Istri (Pasutri) bernama H. Fathkan Sibyan dan Hj. Ummi Munawaroh berakhir sudah di dunia fana. 


Mereka meninggal dunia secara bersamaan membawa cintanya. Sempat  viral di jagat maya sejak kemarin. Baik di Channel yotobe, maupun media online. 

Kepergian keduanya,  hanya selang beberapa jam. Ummi Munawaroh menghadap sang Khalik lebih dahulu, pada pukul 1.30. Sedangkan Fathkan sekitar 4.00, pagi. Ia meninggal saat melantunkan ayat-ayat suci di samping jasad istrinya.

Sebelum meninggal dunia, Ummi Munawaroh diketahui menderita sakit katisen atau kedinginan serta sesak nafas. Sakit diderita oleh Munawaroh lumrah terjadi pada orangtua yang berusia sekitar 60-an. Sedangkan Fathkan terlihat sehat.

"Kalau meninggalnya nenek Munawaroh saya tidak ada di tempat, pas mengetahui jika beliau meninggal saya datang ke rumahnya," kata Rafi Afiyudin, cucu dari kakak kandung mbah H Fathan, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (7/2/)

Pada saat itu, lanjut Rafi, kondisi mbah Fathkan baik-baik, hanya saja pasca meninggalnya Ummi Munawaroh, Fathkan terlihat sedih sembari memandangi istrinya yang sudah membujur kaku. Rafi saat itu pun berusaha menenangkan almarhum.

"Ya sebelum meninggal dunia, Mbah Fathkan bilang, kalau teman seperjuangan hidup saya meninggal dunia, setelah itu tak berlangsung lama Fathkan mengucapkan dia yang kurang jelas, setelah itu beliau meninggal dunia.

Menurut ulama setempat, Mbah Fathkan berdoa ingin meninggal dunia bersama," terangnya.

Keduanya lantas dimakamkan dalam satu tempat. Rafi melanjutkan, semasa hidupnya, pasutri yang mempunyai usaha di bidang konveksi tersebut selalu bersama-sama, baik saat menunaikan ibadah shalat di masjid maupun pergi ke tempat usahanya Jalan Gajah Mada. Keduanya selalu naik motor Vespa.

"Sudah sejak lama, Mbah Fathkan dan Ummi Munawaroh itu kemanapun pasti naik motor, keduanya ini terlihat selalu romantis. Padahal kalau mau beli motor yang bagus pun bisa, tapi beliaunya suka naik Vespa," ungkapnya.

Rafi menjelaskan, kedua neneknya tersebut memang tidak mempunyai keturunan. Namun keduanya diberikan banyak rezeki dan usahanya juga terbilang sukses. Saking suksesnya, keduanya juga membangun sebuah pondok dan masjid.

"Sebelum meninggal dunia, Mbah Fathkan membangun masjid dan pondok mas, semoga amal ibadah keduanya diterima Allah SWT dan keduanya ditempatkan di dalam surga. Amin," tutup Rafi mengakiri cakapnya.