Melirik Bisnis Menguntungkan Arang Briket di Tengah Pandemi Covid-19

Proses packing arang briket sebelum dijual ke pasar/RMOLJatim
Proses packing arang briket sebelum dijual ke pasar/RMOLJatim

Di tengah pandemi Covid-19, bisnis arang briket ternyata menjadi pilihan beberapa orang. Selain dianggap menguntungkan, produk ini dinilai tahan lama dan tidak kadaluarsa. 


Arang briket sendiri dikenal sebagai bahan bakar pengganti berupa arang. Arang briket terbuat dari batok kelapa yang dipres atau dicetak menggunakan mesin. 

Tanzilla Ramadhan Abdi Wiswantara Hamid, pengusaha arang briket asal Kalibutuh Barat Surabaya mengatakan, dirinya menggeluti bisnis arang briket sejak awal pandemi tahun lalu. 

Menurut Abdi, kelebihan arang briket dibandingkan arang biasa, tidak mudah mati dan tahan lama. 

“Arang briket tidak mudah mati dan tahan lama. Sedang panas yang dihasilkan lebih tinggi. Asap beserta debunya juga sedikit. Yang pasti harganya lebih murah. Sehingga tidak sedikit yang beralih dari arang biasa ke arang briket," tutur Abdi pada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (11/2). 

Abdi menceritakan, usaha tersebut digelutinya pada awal tahun 2020. Berawal dari rasa penasaran saat mengetahui ayah temannya sibuk menyiapkan arang briket untuk di ekspor keluar negeri.

“Karena penasaran saya akhirnya mengamati proses jual beli. Saya foto dan posting di sosial media. Tidak disangka saya mendapat pesanan dari banyak warganet,” cerita Abdi.

Meski tidak mempunyai pendidikan yang tinggi, Abdi percaya bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil selama orang tersebut mau belajar, berusaha dan tidak menyerah.

Adapun mitra bisnis arang briket, lanjut Abdi, rata-rata pelaku kuliner, mulai pedagang kaki lima, warung makan hingga restaurant. 

"Mitra bisnis kami rata-rata pedagang kaki lima. Ada juga warung makan. Untuk restaurant kami juga sedang menjalin kerjasama,” ujarnya.  

Abdi tidak memungkiri bisnis arang briket yang digelutinya kini lambat laun dapat berkembang. Padahal di tengah pandemi Covid-19, banyak usaha yang gulung tikar. 

"Ya di tengah pandemi menjual apapun serba susah. Alhamdulillah, saya tidak kesulitan menjual arang briket,” tandasnya.  

Abdi sendiri di awal-awal usaha hanya menjual 100 kilogram arang. Arang briket dijualnya seharga Rp 6.500 per kilogram. Namun kini, dia mengaku mampu menjual satu ton arang briket.

“Sementara saya masih fokus menjual arang briket dalam negeri daripada harus ekspor. Sebab kebutuhan dalam negeri masih banyak. Saya harus lebih gencar mempromokan keberadaan dan kelebihan dari arang briket. Sebab masih banyak orang yang belum tahu," ujarnya penuh semangat

Harapan Abdi, dengan berkembangnya bisnis arang briket, ke depan dapat menciptakan lapangan kerja.

“Semoga dengan berkembangnya bisnis ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Saya juga bersyukur bisnis ini tidak terkena imbas pandemi Covid -19. Dan semoga wabah ini segera pergi,” demikian Abdi.[abd]