Ketimbang Serang Din Syamsuddin, GAR ITB Bisa Bersuara Soal Korupsi 'Madam Bansos' dan ‘Anak Pak Lurah’ 

Gde Siriana Yusuf/Ist
Gde Siriana Yusuf/Ist

Ketimbang melaporkan cendekiawan Din Syamsuddin dengan tuduhan radikal, alumni Intitute Teknologi Bandung yang tergabung dalam Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) lebih baik tragedi penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang hingga kini masih abu-abu.


Demikian disampaikan Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf melalui akun Twitternya, Minggu (14/2).

Tidak hanya soal penembakan, menurut Gde Siriana, GAR ITB bersuara mengenai kasus dugaan korupsi bantuan sosial (Bansos) untuk Covid-19. Hal itu penting agar kasus hukum yang masih berjalan itu benar-benar menyasar pelaku hingga tuntas.

"Daripada nyerang Pak Din, mestinya GAR-ITB ikut suarakan tuntutan penuntasan pembunuhan laskar FPI di KM50, juga tuntutan mengungkap korupsi 'Madam Bansos' & 'Anak Pak Lurah'," kata Gde.

Sebagai kelompok alumni, dua persoalan tersebut dinilainya lebih layak disuarakan oleh akademisi.

"Itu jauh lebih intelektual dan bermanfaat untuk rakyat," tandas Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) ini.