Bidang Humas Polda Jatim menekankan kepada masyarakat agar mengantisipasi dan mencegah radikalisasi secara mandiri.
- Bawaslu Kota Probolinggo Harapkan Media Menjaga Netralitas Di Pemilu 2024
- Pemilik Media Diingatkan Tidak Boleh Kampanye Semena-mena
- Bawaslu Gandeng Media untuk Perkuat Langkah Pencegahan Pelanggaran Pemilu 2024
Pentingnya pencegahan radikalisme di tataran bawah, karena untuk mencegah dari bahaya yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban di wilayah.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto menegaskan, upaya-upaya dalam mencegah radikalisasi secara mandiri penting dilakukan dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran, waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring dalam komunitas perdamaian, dan bergabung dalam damai.
Hal tersebut disampaikan Kabid Humas dalam diskusi dengan beberapa wartawan di Balai Wartawan Polda Jatim, Rabu 29 November 2023 lalu. Sebelumnya, Bidhumas Polda Jatim juga telah mensosialisasikan pencegahan radikalisasi/terorisme dan intoleransi di Ponpes Nurus Sa'adah Batu Malang.
Untuk itu, Kombes Dirmanto meminta kepada Media agar berperan untuk menyampaikan pemberitaan guna memberikan pemahaman dan himbauan tentang bahaya sikap intoleransi, terorisme, dan radikalisme kepada masyarakat.
"Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya toleransi dan kerukunan dalam bermasyarakat, serta mencegah munculnya aksi-aksi terorisme dan radikalisme yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban di wilayah, sangat penting. Media kami harap bisa berperan menyampaikan itu," jelas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (18/2/12).
Lebih lanjut Dirmanto mengatakan, jika masyarakat menemukan tindak kejahatan, terorisme, atau radikalisme, dirinya meminta agar masyarakat segera melaporkan ke pihak kepolisian.
"Jika menemukan tindak kejahatan, terorisme, atau radikalisme, segera laporkan ke pihak berwajib agar segera ada penangan," pungkas Dirmanto.
- Soal Kasus Pengadaan Lahan Kampus 2 Unisma, Tim Hukum LPBH PBNU ke Polda Jatim
- Seorang Ayah Tempeleng dan Banting Bayi Usia 6 Hari Karena Mencurigai Bukan Anaknya
- Dua Bos Perusahaan Ekspedisi Bikin Kontrak Fiktif, Tipu Korban Hingga Rp 11 Miliar
