Kandungan Mikroplastik di Sungai Porong Membahayakan

Logo Kantor Berita RMOLJatim
Logo Kantor Berita RMOLJatim

Kandungan mikroplastik di sungai Porong kabupaten Sidoarjo sudah sangat membahayakan. Hal itu disebutkan dalam hasil penelitian mahasiswi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA).


Bella Seftianingrum salah satu anggota tim peneliti menyebut kandungan mikroplastik di Sungai Porong lebih buruk dibanding Sungai Bengawan Solo.

Hasil penelitian sampel di tiga titik, yakni hilir Sungai Porong di daerah Tlocor Sidoarjo, Rolak Songo Mojokerto, dan kawasan Mindi, Kecamatan Porong Sidoarjo menemukan mikroplastik antara 63-79 partikel mikroplastik/100 liter air.

"Kandungan mikroplastik Sungai Porong ini, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Sungai Bengawan Solo yang hanya 38-76 partikel mikroplastik/100 Liter," ujar Bella seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (17/2).

Peneliti UINSA lainnya, Linda Setya Rahmawati juga menemukan fakta lainnya. Hasil uji sampel sedimen dari tiga tempat, Rolak Songo, Mindi dan Tlocor, kandungan partikel mikroplastik tertinggi ditemukan di Tlocor. Sebanyak 83 partikel mikroplastik/40 liter ditemukan di hilir Sungai Porong tersebut.

Di tempat tersebut, kata Linda, memang lokasinya landai sehingga sedimen menumpuk.

"Jika dibandingkan dengan penelitian lainnya disepanjang Selat Madura, temuan mikroplastik di Tlocor lebih tinggi dibandingkan dengan Muara kali Lamong di Gresik, lamongan, Socah dan kamal di Bangkalan,” kata Linda.

Ia berharap ada upaya pengendalian kandungan mikroplastik diperairan dan sedimen, terutama di sepanjang Sungai Porong. Dikhawatirkan kandungan mikroplastik terlalu banyak akan mengancam keamanan pangan laut (seafood).

Penelitian mahasiswa Biologi UINSA terhadap dua biota udang dan kupang menunjukkan temuan kandungan mikroplastik yang cukup banyak. Tiga sampel jenis udang di perairan Sungai Porong, udang windu terkontaminasi sebanyak 30 partikel mikroplastik.

Kemudian udang vanname terkontaminasi 18 partikel mikroplastik, dan udang jerbung 8 partikel mikroplastik.

Sementara untuk kupang, hasil penelitian di kawasan Tlocor terdapat 3,7 hingga 8,6 partikel mikroplastik setiap 1 gram kupang. Nilai rata-rata kandungan mikropastik dalam kupang Sidoarjo adalah 6,23 partikel mikroplastik/gram, sedangkan kerang hijau yang ada di kenjeran sebesar 3,2 partikel mikroplastik/gram.

“Kelimpahan mikroplastik pada ikan yang ditemukan di Sungai Porong lebih banyak jika dibandingkan kelimpahan mikroplastik pada ikan di Kali Surabaya dan bengawan Solo. Artinya Ikan yang ada di Sungai Porong tidak aman untuk dikonsumsi karena banyaknya kandungan mikroplastik yang ada didalam tubuh ikan,” kata tim peneliti mahasiswa Biologi UINSA Annisa Inda Sanabila.