15 Mobil Masuk Bengkel, Kecelakaan di Kampung Miliarder Dipicu Jalan Sempit Sampai Salah Injak Rem

Salah satu mobil yang rusak
Salah satu mobil yang rusak

Ratusan warga yang tinggal di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ramai-ramai memborong mobil mewah dengan berbagai merk. 


Mereka membeli mobil usai menerima uang ganti rugi dari penjualan tanah untuk kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.

Meskipun belum bisa menyetir mobil, mereka tetap mengekspresikan kegembiraannya dengan nekat membeli mobil seharga ratusan juta. Akibat belum bisa mengemudi, belasan mobil milik warga terpaksa masuk bengkel karena mengalami kecelakaan ringan dibagian depan maupun belakang.

“Hingga saat ini sudah masuk 15 unit (rusak, red) dan ini kecelakaan ringan yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan mungkin ya masih belajar,” kata Branch Manager Auto 2000 Tuban, Arie Soerjono, kepada Kantor Berita RMOLJatim. Rabu, (24/2)

Selain itu, kondisi jalan sempit di kampung miliarder itu menjadi pemicu utama terjadinya kecelakaan lalu lintas di sana. Beruntung, sampai saat ini belum ada korban yang luka berat dalam kejadian tersebut.

“Kalau kita lihat dan perhatikan kondisi jalan di sana, itu relatif sempit sekali dan akses-akses masuk ke rumah (sempit). Sehingga kalau tidak terlalu mahir memang ada potensi yang cukup besar untuk terjadi baret ataupun serempetan,” tambah Arie Soerjono.

Ia menjelaskan, mayoritas kerusakan mobil yang dibawa ke sini rata-rata pada body bagian depan dan samping. Seperti contohnya, pengemudi yang belum mahir ketika akan parkir ke dalam rumah terjadi benturan pada pilar garansi rumahnya.

“Ketika mereka mundur karena panik, salah menginjak rem, jadi menginjak gas, sehingga ada benturan dengan pilar garasinya. Jadi kecelakaannya ada diarea rumah sekitar, bukan ada di jalan raya. Mayoritas kerusakan 70 persen bagian depan dan samping,” tegasnya

Sebelumnya pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil mewah seharga ratusan juta.

Di Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.

“Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak,” jelas Gihanto Kades Sumurgeneng yang juga habis beli mobil baru Avanza warna putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000 per meter persegi. Sehingga, warga mayoritas mendapatkan uang kompensasi ganti rugi lahan sebesar Rp 8 miliar dan palingan banyak Rp 28 miliar.

“Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini,” jelas Kades Sumurgeneng.

Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Lalu Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.