Islah PPP Sudah Selesai Lama Sebelum Pemilu 2019 

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi/Net
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi/Net

Dualisme PPP antara kubu Djan Faridz sebagai ketua umum hasil Muktamar Jakarta dan M Romahurmuziy yang menjadi ketua umum berdasar hasil Muktamar Surabaya sudah berakhir usai islah sebelum Pemilu 2019. 


Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyampaikan proses islah PPP telah berlangsung cukup lama dan selesai saat sejumlah kader dari kubu Djan Farid menyatakan diri untuk bergabung pada kubu Romahurmuziy yang kini dipimpin Suharso Monoarfa.

“Sebelumnya sebenarnya, gerbong dari temen-temen yang berada di Muktamar Jakarta itu sudah bergabung sejak sebelum pileg,” ucap Awiek, sapaan karibnya, dalam acara diskusi virtual Obrolan Bareng Bang Ruslan bertemakan "Islah PPP: Konsolidasi Partai Islam", Selasa (16/3).

Awiek menguraikan ketika pileg 2019 silam, banyak dari kubu Djan Farid yang menawarkan diri menjadi bagian dari PPP.

“Misalkan, Bapak Nurhakim yang tercatat sebagai waketum di kubu Pak Djan Farid dan Humphrey Djemat tapi beliau ketika pileg beliau tercatat dari PPP,” katanya.

“Artinya apa? Proses islah itu sudah terjadi sejak lama,” imbuhnya.

Dengan kata lain, kata Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini, rapimnas yang diselenggarakan PPP kemarin menandakan penutup dari konflik panjang dua kubu yang bersebrangan.

“Dan semua menyadari bahwa kalau partai ini diperuncing perbedaan pendapat maka akan menjadi bagian yang kecil-kecil,” katanya.

Menurutnya, pengalaman 2019 itu sudah membuktikan dan menjadi pelajaran bagi PPP.

“Bahwa konflik itu melelahkan menguras tenaga energi dan biaya. Karena terus terang kita terus mencoba membangun kepercayaan publik itulah tidaklah mudah,” ujarnya.

“Bahwa partai ini telah solid meskipun secara formal dengan keluarnya SK Kemkumham PPP hanya satu tapi ibarat kita pake sepatu kalau ada kerikil saja di dalam sepatu itu kan tidak nyaman,” tandasnya.


ikuti update rmoljatim di google news