Santri Asal Bali Hilang Terseret Arus Saat Mancing di Sungai 

Pencarian korban Nengah Agus Kurniawan yang terseret arus sungai/Ist
Pencarian korban Nengah Agus Kurniawan yang terseret arus sungai/Ist

Hingga Senin sore (22/3), Tim Basarnas Jember bersama sejumlah relawan Banser, Polri-TNI, terus melakukan pencarian terhadap santri yang terseret arus aliran sungai Mayang di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten, Jember, Jawa Timur.


Korban bernama Nengah Agus Kurniawan (14) siswa SMP kelas 9, sekaligus Santri PP. Nurussalam, desa setempat.

Kapolsek Ambulu, AKP Sudaryanto, mengatakan korban berasal Pegayaman Kabupaten, Buleleng Provinsi Bali. Sekitar pukul 09.00 Wib, korban bersama kedua rekannya, Arifin (16) dan  Hafiz (18), pergi mancing di sekitar aliran sungai tersebut. 

"Ketiganya bertemu warga yang sedang mencari pasir agar tidak bermain sungai, karena debit air tinggi dan arus deras," ujar Sudaryanto kepada Kantor Berita RMOLJatim.

Namun sekira pukul 09.30 WIB, korban bersama 2 rekannya pindah tempat ke sebelah utara, tepatnya timur makam Pentung Sono, Dusun Krajan Lor, Desa Sumberejo. 

Ketiganya berenang hingga ke timur sungai. Namun tak lama kemudian ketiganya kembali ke barat sungai lagi dengan cara berenang. 

"Kedua rekan korban(Arifin dan Hafiz) sudah sampai duluan (ke barat sungai). korban yang belum sampai, tidak kuat berenang, selanjutnya tenggelam terseret arus," tutur mantan Kapolsek Sumber sari Polres Jember ini.

Melihat kejadian itu, kedua rekan korban berupaya mengejar korban di pinggiran sungai, karena kelihatan kepalanya. Namun tiba-tiba korban hilang tenggelam.

"Kami bersama Pengurus Ponpes Nurussalam dibantu warga masyarakat dan Perangkat Desa setempat mencari keberadaan korban. Bahkan sudah berkoordinasi dengan pihak BPBD, Basarnas, melakukan pencarian korban, namun belum berhasil ditemukan," jelas Sudaryanto.

Menurut ketua Ranting GP Ansor Desa sumber Rejo, Imam Romadlon, relawan yang terlibat pencarian menjelaskan, Basarnas bersama Banser, Polisi-TNI bersama warga sekitar, melakukan penyisiran sungai, sejak dilaporkan korban hilang. Pencarian dilakukan hingga malam hari, namun karena suasana gelap dan debit Air masih tinggi, pencarian dihentikan.

"Pencarian baru dilanjutkan, Selasa pagi," ucap pria yang biasa dipanggil Romadhon ini.

Dia menjelaskan, saat kejadian debit air masih tinggi dan arus cukup deras, karena di daerah hulu hujan. Selain itu, tempat yang dilalui berenang cukup dalam, antara 2 hingga 3 meter.

"Kami berbagi tugas dengan Basarnas dan relawan lainnya. Basarnas melakukan susur sungai dengan perahu karet. Sedangkan warga menggunakan perahu nelayan, melakulan pencarian hingga muara laut selatan Jember," jelas Romadhon.