Sri Mulyani Ajak Utang Bank, Pemerintah Dinilai Belum Maksimalkan Belanja Domestik

Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net
Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net

Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati merespons Menteri Keuangan Sri Mulyani soal ajakan kepada masyarakat untuk meminjam uang di perbankan dalam meningkatkan konsumsi masyarakat.


Menurut Anis, perlu ada optimalisasi ekonomi berkeadilan dan mendorong konsumsi rumah tangga untuk memulihkan ekonomi nasional yang carat marut akibat hantaman pandemi Covid-19. 

“Dengan mendorong konsumsi rumah tangga akan memberikan dukungan masyarakat melakukan spending sehingga bisa menyerap produk dalam negeri,” ucap Anis dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (26/3).

Legislator dari Fraksi PKS ini menambahkan, pemerintah perlu mendorong industri manufaktur yang melemah dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Pasalnya, sektor manufaktur dinilai mampu menyerap tenaga kerja dan meningatkan pendapatan negara cukup banyak.

Menurutnya, saat ini pemerintah belum maksimal dalam mengeluarkan belanja domestiknya, terlebih investasi yang diserap masih rendah. Maka, seharusnya pemerintah perlu meningkatkan belanja rumah tanga untuk meningkatkan konsumsi masyarkat.

“Ketika tingkat konsumsi turun dan investasi rendah, seharusnya belanja pemerintah dioptimalkan untuk memulihkan ekonomi nasional,” katanya.

Pihaknya mengingatkan kepada pemerintah untuk fokus terhadap pencapaian target-target ekonomi dan pembangunan yang telah ditetapkan pada RPJMN 2020-2024. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari kegagalan yang sama pada RPJMN 2015-2019.

“Untuk memulihkan ekonomi, rakyat membutuhkan kerja keras pemerintah,” imbuhnya.

Terakhir, Anis meminta kepada pemerintah agar mendorong dan membantu dunia usaha untuk bisa bertahan. Sebab bila dunia usaha tidak bisa bertahan, maka para pengusaha akan melakukan efesiensi dengan merumahkan karyawan.

"Nanti ujung-ujungnya konsumsi masyarakat akan menurun. Ketika konsumsi masyarakat menurun, akibatnya adalah pertumbuhan ekonomi menurun,” tandasnya.