Jika Sekolah Tatap Muka Dilakukan, 3T Dan 5M Harus Diperkuat

Ilustrasi sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19/Net
Ilustrasi sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19/Net

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menargetkan semua sekolah sudah membuka pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli 2021.


Sejauh ini, sudah banyak pemerintah daerah dan sekolah yang mulai melakukan uji coba PTM di tengah pandemi.

Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. Bob Wahyudin menuturkan, ada banyak hal yang harus diperhatikan, baik oleh pemerintah, sekolah, orangtua, hingga siswa, sebelum memulai proses PTM.

Berbicara dalam diskusi virtual Bincang Sehat pada Jumat (2/4), dr. Bob mengatakan, pemerintah harus memperkuat upaya testing, tracing, treatment (3T) ketika membuka kembali sekolah tatap muka.

Selain itu, ia menambahkan, pemerintah juga harus memberikan sosialisasi bahwa pembukaan sekolah bukan berarti pelonggaran pembatasan sosial dan protokol kesehatan.

"Jangan sampai ada kesalahpahaman pemukaan sekolah artinya jadi bebas. Orangtua habis jemput anak malah ke mall. Itu kan berbahaya," ujarnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.

Sementara itu, penerapan protokol kesehatan 5M juga perlu diperketat oleh orangtua, sekolah, dan anak. Protokol kesehatan 5M adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Perhatikan juga apakah ada anggota keluarga di rumah yang berusia di atas 50 tahun? Apakah wilayahnya termasuk zona aman? Bagaimana dengan kemampuan UKS-nya?" jelas dr. Bob.

Menurut dr. Bob, orangtua penting untuk memeriksa kesehatan anak sebelum memberikan izin PTM. Lantaran anak yang memiliki komorbid akan lebih berisiko terkena Covid-19.

Selain itu, ia juga menjelaskan, anak harus diberikan pemahaman terkait gejala Covid-19, sehingga anak bisa mengidentifikasi sendiri dan melaporkannya ke pihak sekolah.