Tiga Menteri RI Kunjungi China, Bahas Kerjasama Vaksin Hingga Investasi

Kunjungan tiga menteri RI ke China untuk membahas banyak isu termasuk vaksin dan perdagangan/KBRI Beijing
Kunjungan tiga menteri RI ke China untuk membahas banyak isu termasuk vaksin dan perdagangan/KBRI Beijing

Tiga menteri Indonesia menyambangi China pada akhir pekan ini. Ketiga menteri tersebut adalah Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dan Menteri BUMN RI Erick Thohir.


Ketiganya berkunjung ke negeri tirai bambu pada tanggal 1 hingga 3 april kemarin untuk membahas sejumlah isu yang menjadi kepentingan bersama, termasuk kerja sama vaksin, peningkatan perdagangan dan investasi serta kekonsuleran.

Kunjungan para Menteri RI tersebut dilaksanakan di kota Wuyishan, Provinsi Fujian. Ini merupakan provinsi yang menjadi salah satu pintu masuk komoditas ekspor Indonesia ke China. Fujian memiliki potensi kerja sama ekonomi dan bisnis dengan Indonesia.

Menurut keterangan yang dirilis oleh KBRI Bejing akhir pekan ini (Minggu, 4/4), selama berada di China, ketiga menteri tersebut telah melakukan pertemuan bersama dengan State Councilor atau Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Pimpinan Provinsi Fujian. Bukan hanya itu, para menteri juga menggelar pertemuan terpisah dengan pejabat lainnya di China yang merupakan mitra kerja masing-masing menteri, serta berbagai perusahaan China yang sudah menjalin kerjasama dengan Indonesia dan berminat mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Salah satu isu utama yang diangkat dalam kunjungan para Menteri RI ke China adalah kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 serta potensi pengembangan kerjasama antara perusahaan vaksin China dengan perusahaan lokal di Indonesia. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk membantu Indonesia dalam penyediaan vaksin mandiri namun juga mendukung Indonesia menjadi regional hub untuk produksi vaksin di kawasan.

Mengingat urgensi penyediaan vaksin Covid-19 di Indonesia, Menlu Retno menekankan pentingnya perusahaan-perusahaan vaksin China yang telah menandatangani komitmen dengan Indonesia untuk segera memenuhi jadwal penyediaan vaksin yang telah disepakati bersama.

Bukan hanya itu, Menlu Retno juga memanfaatkan menggunakan kesempatan kunjungan tersebut untuk menyampaikan apresiasi atas bantuan pemerintah Chhina selama ini dalam isu pemulangan ABK Indonesia.

Dia menuturkan harapan agar pemerintah China dapat selalu memfasilitasi penyelesaian isu ABK Indonesia dan mengusulkan pembentukan kerja sama bilateral yang khusus mengatur penempatan seluruh ABK Indonesia. Selain itu, Retno juga mengharapkan dukungan pemerintah China untuk dapat memfasilitasi kembalinya para pelajar Indonesia ke tempat studi masing-masing di China, mengingat perkuliahan dan sekolah di Tiongkok telah kembali normal sejak akhir 2020 lalu.

Sementara itu, dalam ranah potensi bisnis, China yang merupakan investor asing kedua terbesar di Indonesia memiliki sejumlah potensi perluasan kerja sama bisnis dengan Indonesia. Dalam hal ini, Menteri BUMN RI juga telah mengoptimalkan kunjungan ke China untuk bertemu dengan perusahaan industri baterai listrik CBL maupun perusahaan pembangun kilang smelter grade alumina (SGA) Chalieco yang telah memiliki investasi di Indonesia dan berminat untuk memperluas investasinya ke kota-kota lain di Indonesia.

CBL, yang merupakan platform perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL)di Indonesia merencanakan investasi untuk mengembangkan rantai industri baterai di Indonesia yang diawali dari pengolahan bahan baku nikel, pembangunan charging station sampai dengan manufaktur kendaraan listrik.

Pada kesempatan tersebut, ,Menteri BUMN RI menegaskan dukungan pemerintah bagi kelangsungan investasi perusahaan di Indonesia. Selain itu, sebagai salah satu agenda pokok kunjungan di China, dia juga telah bertemu dengan Vice Chairman State-Owned Assets Supervision and Administration Commission (SASAC) China untuk membahas kerja sama antara BUMN Indonesia dan China melalui antara lain pembentukan platform kerja sama konkrit dan saling menguntungkan bagi BUMN kedua negara untuk lebih mengembangkan potensi BUMN sebagai bagian dari reformasi dan transformasi BUMN. SASAC juga akan memfasilitasi BUMN Indonesia untuk mencarikan mitra lokal di China yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

Sedangkan dari ranah perdagangan, Menteri Perdagangan RI menggelar. pertemuan dengan berbagai perusahaan China yang bergerak di produk pertanian dan furnitur. Hasil pertemuan tersebut memunculkan komitmen impor dari Indonesia sebesar 1,38 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp 20,04 triliun. Realisasi komitmen tersebut diharapkan dapat berkontribusi signifikan untuk lebih memperbaiki neraca dagang Indonesia dan China.

Mendag RI dan Menteri BUMN RI juga telah menerima rencana investasi Shandong Timber and Wood Association sebesar 1,35 miliar dolar AS atau Rp 19,6 triliun di kawasan industri di Indonesia.

Dalam kunjungan rresmi ketiga menteri RI tersebut, Dutabesar RI untuk Beijing Djauhari Oratmangun ikut mendampingi. Dia menuturkan bahwa seluruh kesepakatan dan komitmen yang dicapai oleh para Menteri dengan para mitra di China akan segera ditindaklanjuti.

“Sebagai mitra dagang dan investor utama bagi Indonesia, realisasi peningkatan kerja sama dengan Tiongkok akan berkontribusi penting dalam pemulihan ekonomi di Indonesia,” demikian ditekankan Dubes Djauhari.

Sebagai informasi, pada bulan Januari 2021 lalu, sebagai salah satu hasil kunjungan kerja State Councilor atau Menlu China Wang Yi ke Indonesia, kedua negara telah menandatangani MoU “Two Countries Twin Parks”, yang merupakan kesepakatan kerja sama antara Fuqing Yuanhong Industrial Park yang terletak di Provinsi Fujian dengan tiga mitra kawasan industri di Batang, Bintan dan Aviarna Semarang. Kerja sama dalam kerangka Belt and Road Initiative tersebut diharapkan dapat menjadi green channel untuk lebih mempromosikan promosi perdagangan dan investasi kedua negara.