Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengumumkan jumlah korban bencana Badai Siklon Tropis Seroja yang terjadi di 15 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
- Belasan Warga Belanda Ketahuan Beli Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Palsu
- Misi Luar Angkasa Eropa dan Jepang Berhasil Memotret Gambar Pertama Planet Merkurius
- Gerak Cepat Gubernur Khofifah Tangani Banjir Bandang Bondowoso, Pastikan Relokasi dan Logistik Warga Terdampak Tercukupi
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, jumlah korban yang diumumkannya ini merupakan hasil pendataan bersama pemerintah daerah di NTT hingga pukul 14.00 WIB.
"Data terkahir yang kami dapatkan, total kemarin (malam) 117 orang. Sekarang 124 meninggal dunia," ujar Raditya Jati dalam jumpa pers virtual yang diselenggarakan di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (7/4).
"Sementara untuk korban hilang tercatat 74 orang. Dan kami akan merinci seberapa banyak sesuai lokasi yang kami dapatkan," sambungnya.
Untuk rincian korban meninggal dunia yang sebanyak 124 jiwa, Raditya Jati menyebutkan ada 67 orang ditemukan di Kabupaten Flores Timur, Lembata 28 orang, 21orang di Alor, tiga orang di Malaka, dua orang di Sabu Raijua, satu orang di Kabupaten Kupang, satu orang di Kota Kupang dan satu orang di Ende.
"Total 124 yang kami identifikasi berdasarkan data di daerah," tambahnya.
Selain itu, BNPB juga mencatat jumlah pengungsi yang tersebar di 15 kabupaten/kota terdampak bencana di NTT ini ada 13.230 orang. Sedangkan yang masih tercatat luka-luka ada sebanyak 129 orang.
Untuk kerugian materil, terdapat 1.962 total rumah yang rusak, dengan rincian 154 unit rusak ringan, 277 rusak sedang dan 688 rusak berat.
Adapun 15 kabupaten/kota yang terdampak antara lain, Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor, Kupang, Belu, Timor Tengah Utara dan Kupang.
"Memang lokasi yang ada di NTT ini pulau-pulau. Jadi, menjadi tantangan kita semua yang dalam hal penanganan mengalami masalah aksesbilitas," demikian Raditya Jati menambahkan.
- Pemkot Sayangkan Ulah Demonstran Yang Merusak Fasilitas Umum
- Belajar Bikin Mercon, Kakak Beradik di Ponorogo Tewas Akibat Ledakan
- Maksud Hati Menolong Buah Hati, Seorang Ibu Terpanggang Bersama Anaknya