Legislator PKS Prihatin Moral Generasi Muda Akibat Terpapar Teknologi  

Hanani, Legislator PKS/Ist
Hanani, Legislator PKS/Ist

Hanani satu-satunya legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang duduk di kursi DPRD Ngawi. Dia angkat bicara terkait kemerosotan moral generasi muda terutama kaum perempuan. 


Dari pengamatanya atas peristiwa sosial yang terjadi di Ngawi akhir-akhir ini seringkali menyeret kaum perempuan sebagai korban.

Hal itu menunjukan adanya degradasi moral yang kian masif dan kurang menghayati nilai-nilai agama serta larangannya. 

Menurut Hanani, apapun itu keberadaan perempuan berhak mendapatkan perlindungan bukan sebaliknya menjadi obyek kejahatan misalkan kekerasan seksual maupun eksploitasi terhadap perempuan. 

"Terbuka saja ya kita melihat kasus per kasus sepanjang tahun lalu hingga sekarang di Ngawi ini. Seringkali perempuan menjadi obyek kejahatan selain itu si perempuan sendiri terpapar budaya dan perilaku negatif akibat hadirnya teknologi IT yang tidak bertanggungjawab," terang Hanani, Sabtu (17/4).

Dijelaskannya, dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) yang dilakukan petugas gabungan baik TNI, Polri dan Satpol PP menjelang bulan Ramadhan lalu, ditemukan pasangan remaja yang bukan suami istri berada sekamar di tempat kos. Dengan fakta seperti itu sudah menunjukan adanya nilai-nilai yang bertabrakan dengan agama. 

Subtansi umum penyebab kemerosotan moral generasi muda menurut Hanani salah satu deklarator hadirnya PKS di Ngawi ini memang ada beberapa faktor. Diantaranya disebabkan oleh arus informasi dan teknologi yang tidak terproteksi dengan baik, pengawasan orang tua terhadap anak yang lemah karena kesibukan masing-masing, pengaruh kebutuhan ekonomi, serta penegakan hukum yang kurang berjalan dengan baik.

Untuk mengatasi semakin merosotnya moral generasi muda itu, lanjutnya, peran keluarga sebagai lingkungan terdekat para generasi sekarang harus lebih aktif dalam menegakkan nilai-nilai keagamaan agar anak-anak sekarang tidak salah jalan. Selain itu pihak pemerintah daerah harus turun tangan secara langsung memberikan edukasi melalui lembaga terkait. 

"Kita meminta kepada Dinas Kesehatan misalkan keberadaan KKR (Klinik Konsultasi Remaja) diaktifkan lagi. Lainnya juga peran aktif kepada DP3AKB untuk memberikan konseling kepada korban kekerasan terutama para perempuan. Dan momen di April ini sangat tepat sebagai kelanjutan dari emansipasi perempuan yang diperjuangkan RA Kartin," bebernya.

Selebihnya, politisi PKS ini mengakui adanya penggiringan opini terhadap perempuan. Seolah perempuan mudah di doktrin dengan pemahaman yang salah kaprah. Misalkan banyaknya kasus prostitusi, narkotika maupun radikalisme yang membawa obyek perempuan. Dengan dasar inilah pihaknya meminta kepada lembaga terkait untuk bersikap proporsional terhadap perempuan. Berikan proteksi hukum yang adil dan terukur.