Demo Seorang Diri, Wanita Ini Tuntut Klaim Asuransi PT AJB Bumiputera Segera Dibayarkan

Fitri Cahyarani saat demo di Kantor Asuransi Bumiputera Jombang/RMOLJatim
Fitri Cahyarani saat demo di Kantor Asuransi Bumiputera Jombang/RMOLJatim

Fitria Cahyarani (40) melakukan unjuk rasa seorang diri dengan membawa poster dan selebaran, serta sejumlah berkas di depan Kantor Cabang PT AJB Bumi Putera di Jalan Wahid Hasyim, Kabupaten Jombang, Senin (24/5).


Fitri mengaku, sejak 2003 dirinya sudah menjadi nasabah PT AJB Bumiputera dan berharap bisa menikmati hasil dari polis yang dibayar sekian tahun lamanya. Apalah daya, justru kebahagiaan itu sirna dengan klaim asuransi sejak 2018 yang belum terbayar hingga saat ini.

Demo tunggal yang dilakukan Fitria Cahyarani (40), warga Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang, lantaran 4 orang anaknya saat ini membutuhkan banyak biaya yang seharusnya bisa terselesaikan dari hasil klaim asuransi polis tersebut.

"Tuntutan saya simpel, bayarkan uangku, itu hakku. Ada dua yang tidak cair sampai sekarang, yakni beasiswa berencana untuk anakku yang seharusnya saya terima 1 Juni 2018 senilai 70 juta rupiah dan Dwi Gunaprima atas nama suamiku yang seharusnya cair 1 Juni 2020 sebesar 50 juta rupiah," kata Fitri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, disela- sela menggelar aksi unjuk rasa.

Menurut Fitri, bahwa klaim asuransi itu seharusnya sudah terbayarkan. Karena sejatinya uang tersebut merupakan hasil uang yang ditabung ke Bumiputra sejak 17 tahun lalu, pertiga bulan sekali dibayarkan satu juta rupiah, dan satunya sebesar 600 ribu selama 15 tahun.

"Klaim kerja polis harusnya 14 hari kerja bisa dicairkan, namun sejak 2018 hanya mendapag nomer antrian saja," tegasnya.

Fitri mengungkapkan pihaknya telah menempuh berbagai langkah dengan melakukan legal hukum dalam artian mulai mendatangi dan membuat laporan ke OJK dan juga pihak aparat penegak hukum. Dan hasilnya masih nihil belum ada jawaban yang pasti tentang kapan dan rencana klaim asuransi bisa dicairkan.

"Tidak tahu alasannya kenapa tidak bisa cair. Kalau dulu pencairan selalu bisa dilakukan pada 14 hari kerja. Dan sudah dua tahun menunggu hanya diberi nomor antrian oleh mereka. Polis beasiswa nomor antrian saya 137, polis Dwi Gunaprima nomor antrian saya 11260, padahal nomor antrian ini sama sekali tidak bergerak," lanjutnya.

Ditegaskan Fitri, sejak klaim asuransi itu belum bisa dicairkan, seluruh rencana biaya pendidikan untuk anak-anak menjadi berantakan. Akibat tidak cair ini, anak yang paling besar ini bekerja menjadi kuli angkut serabutan di kawasan kecamatan Tembelang akibat tidak bisa melanjutkan kuliah.

"Saya tidak rela dan tidak ikhlas dunia akhirat, uang yang menjadi hak, saat ini tidak diterima. Segala upaya juga sudah dilakukan. Mereka cuma bilang saya harus bersabar. Saya ini sebagai ibu tidak tega anak saya tidak bisa sekolah. Ini keringat keluargaku," tuturnya.

Dia  juga mengaku akan terus bertahan di halaman kantor Bumiputera Jombang apabila tuntutannya tidak dipenuhi. Demo tunggal juga akan terus ia lakukan setiap hari pada jam kerja sampai batas 1 Juni 2021.

"Saya masih satu orang bagian dari jutaan nasabah bumiputera yang kecewa. Jika 1 juni nanti tidak ada kejelasan seluruh nasabah akan melakukan demo lebih besar," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Cabang PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputra Kabupaten Jombang, Suprianto mengatakan jika tuntutan dari nasabah seluruhnya sudah dikomunikasikan ke jajaran diatas dan pihaknya mengklaim sudah menjalankan sesuai prosedur.

"Kami memaklumi para nasabah melakukan aksi. Kami sendiri sudah menjalankan SOP sesuai kewenangan. Ini sudah sampai dipusat. Dan kita bersama-sama menunggu. Kalau klaim tidak cair itu bukan kewenangan. Saya terbatas oleh SOP, mohon maaf," terangnya.

Pihaknya mengaku jika nasabah yang belum terbayar di Kabupaten Jombang berkisar ribuan. Meski demikian, seluruh informasi resmi bisa diakses para nasabah melalui aplikasi BPinfo Bumiputera.

"Jelasnya belum tahu. Tapi pada dasarnya ada ribuan orang. Terakhir 2018 Mei, belum cair. Kami selaku kepala cabang juga menunggu informasi dari pusat, dan belum bisa memberikan jawaban diluar SOP," pungkasnya.