Temukan Buku Pelajaran SD Berisi Contoh Pacaran, Anggota DPRD Jatim Ini Desak Kemenag Dan Disdik Bertanggungjawab

Buku LKS siswa SD yang ditemukan anggota DPRD Jatim, Iwan Zunaih berisi contoh pacaran/Ist
Buku LKS siswa SD yang ditemukan anggota DPRD Jatim, Iwan Zunaih berisi contoh pacaran/Ist

Anggota DPRD Jatim, Ahmad Iwan Zunaih menemukan buku pelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) berisi muatan materi yang tidak etis dan tidak mendidik bagi anak ditingkat sekolah dasar (SD).


Dalam LKS tersebut menyebutkan ciri-ciri orang munafik sebagai contoh ingkar janji saat pacaran. "Seperti janjian ketemu sama pacar warung kebab bang piih tetapi tidak datang karena lebih mementingkan bisnis." 

Buku LKS itu ditemukan Ahmad Iwan Zunaih saat mendampingi anaknya belajar. 

"Saat saya mendampingi anak belajar ada bab terkait masalah munafik. Cuma contohnya itu tidak etis sama sekali dan tidak mendidik. Contoh-contoh itu juga sering terjadi," ungkapnya pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (9/6).

Gus Iwan, sapaan akrabnya ini pun tidak jarang menemukan hal serupa yang ada pada lembaran LKS. Politisi Partai NasDem juga mendesak Dinas Pendidikan, Kementerian Agama untuk bertanggung jawab.

"Seharusnya menyeleksi menyeluruh LKS-LKS yang disebar kepada para siswa. LKS itu harus ada semacam akreditasinya. Jangan semua penerbit bisa menerbitkannya, akhirnya seperti ini tidak ada audit, tidak ada edit dan tidak ada acuan yang baku," ujar Anggota Komisi B DPRD Jatim ini. 

Apalagi, lanjut dia, pelajaran untuk anak-anak usia dini harus lebih diperhatikan. Demi tumbuh kembang anak agar tidak terpapar dan mengarah pada perbuatan yang tidak elok. 

"Hal-hal semacam ini akan terus membekas pada diri anak dan bila tidak diperhatikan serius maka bagaimana mutu pendidikan kita kedepannya khususnya dalam pembentukan karakter anak bangsa," pungkasnya.

Seharusnya, tambah Gus Iwan, Dewan Pendidikan dan Kementerian Pendidikan serta Kementerian Agama hingga Dinas Pendidikan bersama-sama membikin akreditasi LKS.

"Supaya LKS yang tersebar kepada sekolah itu memiliki mutu yang standar dan tidak ngawur seperti ini," tandas pria yang juga menjadi Rektor INSUD Lamongan ini.