Bina Akhlak Napi, Lapas Banyuwangi Jalin Kerjasama dengan IAIDA Blokagung

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi menjalin kerjasama dengan Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung untuk membina dan memperkuat akhlak para narapidana atau warga binaan.


Kepala Lapas Kelas IIA Banyuwangi, Wahyu Indarto mengatakan, dengan adanya kerjasama di bidang Bimbingan Konseling Islam ini diharapkan sinergitas antara IAIDA Blokagung yang basicnya adalah pesantren dapat menguntungkan warga binaan.

Lapas Banyuwangi, kata dia, membutuhkan Kiai atau Ustaz yang dapat memberikan tausiah atau wejangan-wejangan terhadap seluruh warga binaan. Sebisa mungkin secara intens.

"Karena warga binaan ini kan kalau tidak diberi siraman rohani khawatirnya akhlaknya menurun," ujar Kalapas dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (24/6).

Saat ini, Lapas Banyuwangi bekerjasama dengan IAIDA Blokagung berupa Bimbingan Konseling. Secara teknis, nantinya mahasiswa yang akan lulus akan dikirim ke Lapas untuk memberikan konseling tentang keagamaan terhadap warga binaan.

"Tak hanya itu, kedepan, Lapas Banyuwangi menginginkan ada program-program baru yang menguntungkan bagi warga binaan bisa berupa siraman rohani seperti pondok pesantren kilat".

"Jadi warga binaan ini mau tidak mau harus mengikuti program siraman rohani dari ahlinya," imbuh Wahyu Indarto.

Lapas Banyuwangi, lanjutnya, baru pertama kali ini melakukan kerjasama dengan kampus di Banyuwangi. 

Sedangkan, selama masa pandemi ini warga binaan Lapas hanya mendapatkan tausiah satu minggu satu kali, bukan konseling. Untuk penceramahnya dari Kemenag Banyuwangi.

"Bagi saya kalau satu minggu satu kali kurang, makanya Lapas membuat kerjasama dengan IAIDA Blokagung yang basicnya adalah pesantren,"

Selama ini bukan konseling sifatnya, hanya memberikan tausiyah, itu dari Kemenag Banyuwangi, satu minggu satu kali karena ada covid seperti ini. 

Sementara itu, Rektor IAIDA Blokagung KH Ahmad Munib Syafaat mengatakan, bahwa pembinaan atau bimbingan terhadap warga binaan Lapas merupakan salah satu tanggungjawab akademisi, yakni di bidang kemanusiaan.

"Ini bagian daripada tanggungjawab kita selaku akademisi. Bahwasanya kita di sisi lain selain pendidikan, kita juga mempunyai tanggungjawab tentang kemanusiaan. Teman-teman di Lapas Bagaimanpun juga adalah hanya sebagian kecil yang kurang beruntung". 

"Ini penting dan perlu, bahwa kita juga harus ikut andil. Bagaimana agar mereka tidak mengulangi lagi masa lalunya. Dan ini merupakan satu sisi nilai kemanusiaan," papar Gus Munib sapaannya.

Di sisi lain, IAIDA Blokagung juga mempunyai program studi Bimbingan Konseling Islam (BKI). Karena kini sudah ada sinergi dengan Lapas Banyuwangi, diharapkan kepada mahasiswa yang akan lulus dapat membantu para warga binaan.

"Bagaimana teman-teman yang sedang belajar ilmu psikologi ini juga bisa langsung praktek, andil di Lapas. Membantu mereka, mendampingi mereka supaya bisa lebih semangat lagi dan tidak mengulangi lagi kesalahan masa di masa lalunya," ungkapnya.

Selain itu, IAIDA Blokagung, disebut Gus Munib, mempunyai instrumen yang mungkin sama antara Lapas dengan pesantren, yakni sama-sama mendidik orang agar lebih baik, lingkupnya dibatasi, dan penuh dengan aturan-aturan serta ada harapan yang sama.

"Yang masuk Lapas, keluar menjadi baik. Yang masuk pondok pesantren kalau keluar menjadi orang baik dan mempunyai ilmu yang bermanfaat dan barokah," ujarnya.

"Di sisi-sisi ini ada kesamaan yang mendorong kita untuk bisa berbuat lebih untuk teman-teman yang ada di Lapas ini. Selama ini ada mahasiswa IAIDA yang ke sini tapi tahunan. Dengan kerjasama ini ingin mahasiswa IAIDA tiap hari ada yang ke lapas," tandasnya.