Nak, Ibu Sedang Melacur! (1)

Cover by Denny NJA
Cover by Denny NJA

Mainnya Asal Tidak Berisik

Kereta Argo Bromo dari Jakarta baru tiba. Itu kereta api terakhir hari ini. Dia cuma berhenti sebentar untuk menurunkan penumpang. Setelah itu, dia akan ngandang di stasiun besar sana: Stasiun Semut. Bobok. Besok berangkat lagi. Tujuan masih sama. Surabaya-Jakarta.

Setelah kereta api terakhir, suasana senyap. Angin malam berhembus semilir. Suara bisik-bisik orang di bantalan rel membuncah.

Sekumpulan orang mulai memadati rel. Duduk di atasnya. Berbisik antar lawan jenis tanpa takut lagi diserudug kereta.

Yang pria matanya jelalatan, yang wanita menunggu mangsa mendekat.

Lalu, suasana berganti. Ada lagu Bang Toyib. Berirama remix. Rumah-rumah kotak, warung-warung remang di pinggir stasiun. Lampu minyak mulai dihidupkan.

Inilah saat bagi perempuan-perempuan keluar. Dandanannya memikat. Menebar pesona birahi. Siapa yang melihat, akan didekati. Lalu, ditawari. Malam ini, siapa akan meniduri siapa. Boleh saja. Asal, bayar sesuai tarif.

***

Jauh di keremangan malam, tepat di pinggiran rel yang panjang dan kekar, seorang perempuan duduk di rumah kotak-kotak berukuran sempit–hasil arsitektur amatiran, terbuat dari triplek dengan atap seng dan beralaskan tikar.

Setiap lelaki yang lewat disapanya. Ramah. Di dekapannya, bocah kecil sedang menyusu.

Perempuan ini nampak bugar. Tubuhnya singset walau usianya tak lagi muda. Guratan di matanya menandakan kalau ia sudah pantas memiliki cucu. Rambutnya mengembang bak kipas, tidak keriting juga tidak lurus, model dandanan tempo dulu. Kulit kuning langsat. Kuku-kuku di jari jemarinya tergoreskan kutek warna merah, pun kuku di kakinya.

Ia hanya mengenakan sandal trendi tapi murahan. Belinya di pasar loak. Supaya terlihat keren saja.

Sementara si kecil tampak terkantuk-kantuk di pelukannya. Sesekali terbangun bila mendengar ibunya menyapa lelaki. Ia bilang menunggu tamu.

Kalau tamu datang, si kecil ya ditaruh. Kalau sudah bobok lebih enak. Asal nggak berisik mainnya, kata si perempuan.[Bersambung]

Penulis adalah wartawan RMOLJatim