Dirikan Tenda Darurat Hingga Kelelahan Petugas Pemulasaraan Akibat Tingginya Angka Penderita Covid-19 Di Situbondo

Petugas dari BPBD mendirikan tenda darurat/RMOLJatim
Petugas dari BPBD mendirikan tenda darurat/RMOLJatim

Satgas Covid-19 Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mulai mendirikan tenda darurat, Senin (5/7) di Rumah Sakit Umum (RSU) dr Abdoer Rahem. Langkah itu diambil, untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang hingga kini terus mengalami peningkatan kasus.


"Tenda darurat itu kita dirikan, untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan dan harus kita tangani. Ini juga upaya untuk menjaga kemungkinan terburuk terjadi," ujar Bupati Situbondo, Karna Suswandi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (5/7).

Pendirian tenda darurat itu, juga dibenarkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Direktur salah satu RSU plat merah ini, dr Roekmini. Menurutnya, tenda darurat sebagai bentuk antisipasi lonjakan kasus positif. Sebab ruang isolasi yang tersedia saat ini sudah penuh.

"Tenda darurat akan difungsikan menjadi ruang IGD, kalau pasien Covid-19 membludak. Karena ruang IGD rumah sakit sangat terbatas," terangnya.

Jika lonjakan pasien Covid-19 terus meningkat, beber Roekmini lagi, rencananya hari ini, tenda darurat bisa dioperasikan sebagai Instalasi gawat darurat (IGD), meski semua sara pra sarana masih proses persiapan. 

"Tenda itu bisa menampung 10 bed atau 10 pasien Covid-19. Saat ini kami masih menyiapkan sarana prasarananya, mulai tempat tidur, tabung oksigen dan lainnya," terangnya.

Informasi lain yang diperoleh, kondisi terkini tidak hanya masalah bed occupancy rate (BOR), yang kurang. Petugas pemulasaran juga mulai keteteran dalam melaksanakan tugasnya. Sumber dari petugas pemulasaraan di RSU dr Abdoer Rahem menyebut, setiap hari proses pemulasaraan tidak bisa dilaksanakan seratus persen.

"Karena setiap hari itu mas pasti ada yang meninggal dalam jumlah bersamaan dan tinggi, sekarang saja itu masiha ada 1 jenazah yang masih proses pemulasaraan," beber sumber kepada Kantor Berita RMOLJatim yang meminta namanya tidak dipublikasikan.

Saking keteterannya petugas pemulasaraan, saat ini untuk proses pemakaman diserahkan kepada masing-masing Satgas COVID-19 di kecamatan.

Berdasarkan pantauan dari data sebaran COVID-19 kabupaten, sejak sepekan hingga hari ini, yang terpapar virus corona mencapai 420 orang, dengan demikian jumlah total sejak awal pandemi mencapai 3.284 orang, 2.690 diantaranya dinyatakan sembuh, 320 dirawat, dan 274 meninggal dunia.