"Bantuan untuk masyarakat Madiun ini dalam rangka intensifikasi dan memaksimalkan produksi dengan sentuhan teknologi pertanian," terang pria yang sering disapa Kanjeng sepuh dikutip kantor berita RMOLJatim, di Madiun, senin (12/7).
Pelaksanaan pembagian bantuan sudah berlangsung pada hari jumat dan sabtu tanggal 9 dan 10 Juli 2021 kemarin. Selanjutnya mantan bupati Madiun dua periode ini menambahkan, bahwa bantuan unit pengelola pupuk organik (UPPO) tersebut. Bertujuan untuk mengurangi pemanfaatan pupuk kimia.
"Selain alsintan, kami juga menyerahkan program unit pengolah pupuk organik atau UPPO. Tujuannya agar petani mengurangi pemanfaatan pupuk kimia. Mudah mudah ini bisa bermanfaat," kata Kanjeng sepuh.
Kanjeng sepuh menjelaskan, jika lahan pertanian tidak segera menggunakan pupuk organik. Dikuatirkan keasaman tanah dan produktifitas akan menurun.
"jadi lahan pertanian jika tidak segera menggunakan pupuk organik dikuatirkan keasaman lahan dan produktifitasnya akan menurun. Karena untuk menuju keasaman lahan yang standar itu dibutuhkan waktu lima tahun ke depan full menggunakan pupuk organik nah itu baru bisa kembali netral itu tanaman pangannya," pungkasnya.
Sementara itu, Heru kuncahyo ketua kelompok tani kebonasri kecamatan kebonsari kabupaten Madiun mengaku senang mendapatkan bantuan dan dia merasa bangga memiliki wakil rakyat di pusat yangbbisa memperjuangkan aspirasi warganya.
"Alhamdulillah kelompok kami mendapatkan bantuan UPPO tidak lupa kamu mengucapkan banyak terimakasih kepada mbah Mbah Tarom dan juga kementrian pertanian. Karena dengan bantuan ini kelompoknya akan bisa maksimal dalam produktifitas," ungkapnya.
Adapun bantuan yang diserahkan di kabupaten Madiun diantaranya, cultivator sebanyak 14 unit dan program Uppo sebanyak 18 unit.