Politisi Partai Demokrat, Andi Arief menyayangkan pandemi Covid-19 masih belum bisa dikendalikan oleh pemerintah, meski sudah melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli kemarin. Sementara kini PPKM Darurat diperpanjang hingga 25 Juli.
- Saat Sniper Polri Tembak Mati KKB Papua dari Jarak 800 Meter
- 4 Tersangka Baru Kasus Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 Resmi Ditahan
- Tiga Jenazah Korban Penembakan KKB di Nduga Diterbangkan ke Kampung Halaman
Baca Juga
"Dalam mengatasi pandemi yang sebesar saat ini, slogan NKRI harga mati ternyata enggak cocok. Mungkin, negara federal jauh lebih sigap," ujar Andi Arief melalui akun Twitternya, Kamis (22/7).
Salah satu contoh keputusan yang tepat dalam penanganan pandemi Covid-19, disebutkan Andi Arief, bisa dilihat dari langkah yang diambil Gubernur Papua, Lukas Enembe.
"Saya menaruh hormat cara Gubernur Lukas Enembe yang memilih lockdown, saat rezim Jokowi bingung," ucapnya.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat ini menjabarkan satu bentuk keputusan yang bisa diambil Presiden Joko Widodo, dan dia yakini mampu menangani pandemi Covid-19 di dalam negeri.
"Saya, Jokowi Presiden RI. Memutuskan upaya besar dilakukan dengan 'lockdown Nasional' empat minggu. Pembangunan infrastruktur dan tidak mendesak Ibu kota baru saya tunda. Adapun 100 juta rakyat terdampak diberikan BLT per minggu 500 ribu. Saya enggak pelit sama rakyat. Contoh keputusan besar," paparnya.
Di akhir cuitannya, Andi Arief menyinggung soal penataan ulang republik, bukan justru menata ulang masa jabatan presiden.
"Tata ulang republik, bukan menata ulang masa jabatan Presiden menjadi tiga periode," tandasnya sebagaimana dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
- Saat Sniper Polri Tembak Mati KKB Papua dari Jarak 800 Meter
- 4 Tersangka Baru Kasus Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 Resmi Ditahan
- KPK Ungkap Lukas Enembe Punya Kerja Sama Bisnis di Singapura