Gerbong Koalisi Bukan Jaminan, Tiga Poin Utama Ini Harus Dimiliki Capres

Foto ilustrasi/Net
Foto ilustrasi/Net

Gerbong koalisi yang kuat bukan jaminan seorang calon bisa jadi pilihan utama masyarakat. Karakter pribadi dari sang calon justru punya peranan lebih besar untuk dipilih.


Berdasarkan survei terbaru Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), basis penilaian masyarakat condong kepada karakter individu calon. Dalam hal ini adalah calon presiden.

Sehingga, faktor dukungan asal partai politik masing-masing nama calon pemimpin, tak terlalu dilihat.

Responden justru lebih banyak jatuh pada pilihan karakter “Berwibawa” (12,2%), “Tegas” (11,25%) dan “Merakyat” (10,35%) sebagai alasan utama memilih tokoh yang diusul menjadi Capres.

Disusul "Berpengalaman" (7,7%), "Cerdas" (6,80%), dan "Kharismatik" (6,05%). Sedangkan faktor "Party Identification" atau Party ID, yakni dukungan masyarakat yang didasarkan hanya 2,45%.

Ini mengindikasikan, bahwa kuatnya gerbong koalisi partai tidak menjamin kemenangan pasangan Capres-Cawapres.

Hal itu dikonfirmasi hasil pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2014, di mana Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo akhirnya memenangkan Pilpres, meskipun tidak didukung oleh basis koalisi partai yang kuat di parlemen.

"Artinya, kemenangan di level Pilpres, lebih ditentukan oleh persepsi dan penilaian masyarakat terhadap individu Capres-Cawapres yang berlaga," demikian penjelasan tertulis Indostrategic seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/8).

Indostrategic melakukan survei bertajuk “Mengukur Elektabilitas Capres Potensial, Partai Politik & Aspirasi Perubahan Sistem Pemilu 2024” pada 23 Maret hingga 1 Juni 2021. Survei dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia melalui pendekatan face to face interview.

Metode penarikan sampel dilakukan melalui Multi-Stage Random Sampling dengan jumlah sampel 2.400 responden, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan level margin of error 2 persen.