Kritik PDIP Dianggap Basa-basi, Tujuannya Menaikkan Elektabilitas Partai dan Puan

Analis komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga/Net
Analis komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga/Net

Kader PDI Perjuangan yang mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai hanya basa-basi. Mereka mengkritik sekedar untuk mencitrakan berada di posisi pro dengan rakyat.


Hal ini disampaikan analis komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menanggapi aksi kritik kader PDIP seperti Puan Maharani, Effendi Simbolon, dan Masinton Pasaribu atas penanganan pandemi.

Kata Jamiluddin, kritik tersebut sebenarnya masih dalam rambu-rambu partai pendukung pemerintah.

“Kritik yang mereka layangkan hanya basa-basi untuk mengecoh masyarakat yang seolah-olah pro rakyat," ujar Jamiluddin sebagaimana dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/8).

Kritik kader PDIP ingin mengesankan bahwa Jokowi selama ini terlalu mendengarkan Menko Maritim dan Investasi (Marvest) Luhut Binsar Panjaitan ketimbang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Namun demikian, meski terdengar nyaring dalam beberapa hari terakhir, kritik yang disampaikan sejatinya masih dalam batas wajar dan sangat terukur, sehingga tidak akan menggoyahkan stabilitas pemerintahan Jokowi.

Ketiga kader itu sebatas ingin memposisikan diri bahwa partai mereka hadir sebagai pembela rakyat dalam penanganan pandemi.

“Posisioning ini perlu ditanamkan ke masyarakat untuk kepentingan Pileg dan Pilpres 202," tutur dekan Fikom IISIP Jakarta 1996 hingga 1999 ini.

Oleh karena itu, kritik mereka lebih berorientasi untuk kepentingan Puan Maharani pada Pilpres 2024 dan PDIP. Yaitu untuk mengerek popularitas dan elektabilitas Puan dan partainya.

"PDIP, meskipun elektabilitasnya masih tertinggi, namun trennya terus menurun. Hal ini tampaknya membuat PDIP mulai gelisah," ucapnya.

"Puan yang digadang-gadang akan menjadi capres pada Pilpres 2024, elektabilitasnya juga masih sangat rendah. Hal ini juga meresahkan elit partai PDIP," demikian Jamiluddin.