Pengamat: Elektabilitas Demokrat Naik Karena Jadi Oposan Dan Soliditas Internalnya Kuat

Survei Charta Politika menyatakan elektabilitas Gerindra dan Demokrat (PD) naik. Partai Gerindra menempati posisi kedua dengan 17,5 persen dan Partai Demokrat ada di posisi kelima dengan 6,6 persen.


Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam mengatakan, keberhasilan Partai Demokrat untuk menaikkan elektabilitasnya karena mampu berperan sebagai oposisi yang efektif. 

Disamping itu, konflik yang isu kudeta politik yang dilakukan pihak eksternal membuat internal partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu makin kuat. 

Dekan Fisip Unijoyo itu yakin Elektabilitas PD akan terus meroket jika mampu konsisten menjadi oposisi yang tidak diambil partai lain.

"Jika demokrat masih bisa memanfaatkan posisi sebagai oposan konstruktif dan juga bisa menguatkan soliditas internalnya saya pikir masih punya peluang meningkatkan elektabilitasnya," katanya kepada Kantor Berita RMOLJatim.

"Gerindra dari 13,8 ke 17,5 naik hampir 4% dan Demokrat dari 4,2 Menuju 6,6 naik 2,4% masih punya peluang untuk bisq naik kembali jika bisa  memanfaatkan kondisi makro tadi," tegasnya.

Sementara itu surokim berpendapat kenaikan elektabilitas partai Gerindra dipengaruhi oleh faktor Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan yang dinilai mempunyai prestasi cukup bagus.

Konsistensi Partai Demokrat melakukan kritik konstruktif terhadap penanganan pandemi  Covid 19 akan berdampak positif. Pasalnya, selama ini penanganan pandemi covid 19 yang dilakukan oleh pemerintah dinilai masih belum memuaskan oleh sebagian masyarakat.

"Dalam amatan saya naiknya gerindra tidak terlepas dari peran dan kiprah Pak Prabowo Subianto sebagai Menhan yang memiliki prestasi baik dalam kabinet Jokowi. Sementara Demokrat mendapat efek gaduh dari rebutam ketua umum dan konsistensi sebagai partai oposisi. Situasi dan prestasi pemerintah serta penangganan pandemi akan menjadi kontributor kuat menentukan naik turunnya elektabilitas partai dimasa sekarang," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Survei Charta Politika ini dilakukan tatap muka dengan metode multistage random sampling pada periode 12-20 Juli 2021. Jumlah responden dalam survei ini 1.200 orang dari seluruh wilayah Indonesia, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Surrokim memprediksi elektabilitas partai partai menuju Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang masih akan dinamis. Beberapa partai yang bisa menarik simpati masyarakat terutama partai oposisi bisa berpeluang menaikkan elektabilitas mereka pada pemilihan legislatif 2024 mendatang.

"Elektabilitas partai selalu dinamis karena ada faktor makro, meso, dan mikro yang memengaruhi dari waktu ke waktu. Kian hari kian kompleks faktor yang memengaruhi elektabilitas partai dan juga kandidat.

Dalam konteks partai faktor makro di tingkat nasional selalu memberi pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan elektabilitas partai. 

Jika minggu dan bulan ini Gerindra dan Demorkat mengalami kenaikan hal itu juga tidak terlepas dari dinamika di tingkat nasional dalam hal ini Jakarta sebagai sentrum dan barometer politik nasional," pungkasnya.