Kesulitan Evakuasi Warganya, Biden Perpanjang Keberadaan Pasukan AS di Afghanistan

Pasukan AS di Afghanistan/net
Pasukan AS di Afghanistan/net

Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa pasukannya mungkin akan berada di Afghanistan melewati batas waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya, yaitu 31 Agustus.


Biden beralasan hal itu dilakukan untuk mengevakuasi sepenuhnya warga mereka dari Afghanistan, menyusul pernyataan Pentagon yang mengaku bahwa militer AS saat ini tidak memiliki kemampuan untuk menjangkau orang-orang di luar bandara Kabul.

“Jika ada warga Amerika yang tersisa, kami akan tinggal sampai kami mengeluarkan mereka semua,” kata Biden kepada ABC News, Rabu (18/8).

Pernyataan Biden datang di saat sebagian besar anggota parlemen AS yang menekannya untuk memperpanjang tenggat waktu yang telah ia tetapkan untuk penarikan terakhir.

Biden mendapat kecaman keras atas penanganan penarikannya, yang dalam beberapa hari terakhir didominasi oleh adegan kekacauan di dalam dan sekitar bandara Kabul dengan orang-orang yang mati-matian berusaha keluar dari negara itu.

Biden membela keputusannya, dengan mengatakan masalah tidak bisa dihindari dalam mengakhiri keterlibatan AS selama 20 tahun di sana.

“Gagasan bahwa entah bagaimana, ada cara untuk keluar tanpa kekacauan yang terjadi, saya tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi,” katanya.

Dia juga mengatakan saat ini Taliban telah bekerja sama untuk membantu orang Amerika keluar dari Afghanistan, namun Biden mengakui banyak menemui kesulitan terutama untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang sebelumnya bersekutu dengan AS.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengakui kesulitan yang diungkap Biden.

“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk terus mencoba dan meredakan konflik dan membuat jalan bagi mereka untuk sampai ke lapangan terbang. Saya tidak memiliki kemampuan untuk keluar dan memperluas operasi saat ini ke Kabul,” kata Austin kepada wartawan di Pentagon.

Austin mengatakan Amerika Serikat tidak puas dengan berapa banyak orang yang dievakuasi.