PKM di Banyuwangi Genjot Vaksinasi Lewat Wisata Vaksin

 Program wisata vaksin di destinasi wisata Grand Watu Dodol Banyuwangi/RMOLJatim
Program wisata vaksin di destinasi wisata Grand Watu Dodol Banyuwangi/RMOLJatim

Untuk meningkatkan partisipasi warga di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, puskesmas (PKM) setempat menggelar program wisata vaksin. Dinamakan demikian, lantaran lokasi vaksinasi itu berlangsung di Pantai Grand Watu Dodol (GWD).


Kepada PKM Wongsorejo, Muhammad Shadiq mengatakan per 21 Agustus 2021, dari jumlah populasi sebesar 65.640, terdapat 20.382 warga atau 27,57% yang mengikuti vaksinasi. Rinciannya, vaksin tahap pertama diikuti 18.099 jiwa, tahap dua 2.215, dan 68 orang selesai menjalani vaksin tahap tiga.

"Kendala vaksin yang kami hadapi karena warga kurang antusias ketika vaksin tahap awal. Diperparah warga mengaitkan banyaknya kasus kematian serangan Covid-19 jilid kedua dengan efek setelah divaksin," terang Shadiq, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (23/8).

Dari data itu, Kecamatan Wongsorejo menempati posisi 15 dari 25 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Maka, PKM Wongsorejo bekerjasama dengan Pokdarwis Pesona Bahari GWD dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan BPPP Banyuwangi.

"Solusinya, petugas medis dituntut untuk melakukan inovasi agar program percepatan vaksinasi diminati warga Banyuwangi Utara. Dua cara yang ditempuh dengan menggelar wisata vaksin serta vaksin drive thru," ungkapnya.

Target wisata vaksin itu sebanyak 400 dosis. Terdiri dari 200 dosis Vaksin Sinovac dan 200 dosis AstraZeneca. Sasarannya, kata dia, para pelaku wisata dan masyarakat umum yang tinggal di Kecamatan Wongsorejo.

"Siapapun yang datang dilayani, termasuk warga luar daerah. Untuk wisata vaksin digelar khusus hari ini. Bagi warga yang mau vaksin bisa datang ke Puskesmas Wongsorejo. Pendaftar online akan lebih diprioritaskan," ujar Kepala PKM Wongsorejo itu.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Bahari GWD, Abdul Azis awalnya mengaku takut mengikuti vaksinasi yang digalakkan pemerintah.

"Banyak warga yang trauma dengan efek vaksin. Termasuk saya yang semula kurang mendukung. Akhirnya pikiran itu berubah karena ini program pemerintah dan pariwisata harus jalan. Ketika vaksin jalan, destinasi dibuka untuk umum dengan aman. Selain itu pelaku wisata juga dapat segera beraktivitas. Makanya, sebelum warga divaksin, saya yang mengawali vaksin duluan," papar Aziz.

Dengan wisata vaksin, pelaku UMKM yang beroperasi di GWD nantinya akan dapat meraih penghasilan. Meskipun hanya mengandalkan pendapatan dari pembeli yang antre vaksin. Keuntungan lainnya, 60 orang pelaku wisata plus UMKM di GWD dapat menjalani vaksinasi lebih dekat dari rumah. 

"Kalau vaksin di lokasi wisata, warga yang antre bisa menunggu di tepi pantai. Untuk yang membawa anak-anak bisa main di area bermain anak. Sehingga pikiran mereka tidak tegang dan bosan. Potensi terjadinya kerumunan pun dapat dihindari," papar Abdul Azis. 

Humas BPPP Banyuwangi Variana mengatakan, pihaknya punya tanggung jawab untuk menguatkan sektor perikanan. Termasuk terhadap nelayan dan para pelaku wisata khususnya di bidang kesehatan. 

"Dicari cara agar vaksin tidak menakutkan. Warga menolak divaksin sebagian di antaranya lantaran takut akan efek sampingnya. Kemudian muncul gagasan wisata vaksin. Selain memberikan vaksin juga mengarahkan warga untuk berwisata di Watudodol," katanya. 

Acara ini khusus di Banyuwangi. Dari 6 provinsi wilayah BPPP Banyuwangi, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Banyuwangi menjadi satu-satunya lokasi wisata vaksin.

Masyarakat yang mengikuti program wisata vaksin itu tampak antusias. Aparat keamanan juga membantu lancarnya kegiatan itu, sehingga protokol kesehatan tetap terjaga, sehingga tidak menimbulkan kerumunan.