Taliban dilaporkan telah menggusur ratusan keluarga minoritas Hazara yang tinggal di distrik Gizab, Provinsi Uruzgan, Afghanistan bagian tengah.
- Gerindra Tak Persoalkan Sandiaga Uno yang Makin Genit
- Proyeksi Pemerintah Tahun 2022 Ekonomi Tumbuh 5,8 Persen Dinilai Tidak Realistis
- Anugerah 1 Abad NU, Khofifah: NU Emban Mandat Pengembangan Peradaban dan Perbaikan Kehidupan Berdasar Islam Rohmatan Lil'alamin
Menurut laporan Wall Street Journal, pada awal pekan ini,
Taliban memberikan peringatan kepada penduduk Hazara di desa Kindir dan Tagabar bahwa mereka memiliki waktu sembilan hari untuk meninggalkan rumah.
Sebanyak 700 keluarga Hazara mematuhi perintah itu dan melarikan diri.
Pekan lalu, gubernur Taliban di distrik Pato di provinsi tetangga Daikundi, Mullah Musafir, memberikan peringatan serupa kepada dua desa lain, Shagholja dan Khargak, dengan memerintahkan warga untuk meninggalkan rumah mereka dalam lima hari.
“Ini adalah tindakan horor. Ini hanya terjadi pada kami, Hazara,” kata ketua suku dari Tagabdar, Ghulam Hazrat Mohammadi.
Penduduk mengatakan Taliban juga telah menyita ternak dan tanaman seperti gandum dan almond.
Taliban telah membantah mengusir penduduk desa Hazara secara ilegal, dengan mengatakan bahwa kepemilikan tanah tempat tinggal keluarga yang terkena dampak secara hukum disengketakan. Penduduk setempat menolak klaim itu.
“Kami telah tinggal di sini selama beberapa generasi. Bahkan pada 1990-an kami dulu tinggal di sini dan tidak ada pejabat Taliban yang memaksa kami meninggalkan rumah kami,” kata Mohammadi.
- Putusan Bawaslu: Pantun Mahfud dan Cak Imin Tak Langgar Kampanye
- Muslim Arbi: Ganjar Tidak Meninggalkan Karya Monumental Selain Kemiskinan, Wadas, Kendeng, dan Perkara E-KTP
- Lomba Baca Teks Proklamasi Mirip Suara Bung Karno, Salim Segaf: Pemuda Harus Jadi Proklamator Masa Kini