Tanggapi Cuitan Fadli Zon, Kompolnas Urai Eksistensi Densus 88 di Mata Dunia

Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Benny Mamoto/Net
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Benny Mamoto/Net

Banyak negara lain di belahan dunia manapun ingin mengikuti cara Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri mengungkap berbagai kasus terorisme.


Hal itu disampaikan oleh Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Benny Mamoto, menanggapi cuitan anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, yang mengusulkan agar Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polsi dibubarkan.

"Densus 88 di level internasional sangat dikenal prestasinya dan dinilai berhasil. Bahkan banyak negara yang ingin belajar dari keberhasilan Densus 88," kata Benny dilansir Kantor Berita RMOLJakarta, Sabtu (9/10).

Bahkan, Benny menyebut salah satu contoh spesifik yang negara lain ingin contoh dari Indonesia dimulai dari tahap pemeriksaan.

Benny yang kala itu menjabat sebagai anggota Satgas Anti Teror Polri tahu betul bagaimana tim, dalam hal ini penyidik dari Densus 88, menggali informasi dari tersangka yang baru ditangkap tanpa menggunakan kekerasan.

Informasi itu, menurut Benny sangat berharga untuk mengungkap kasus yang belum terungkap agar menjadi terang.

"Banyak negara lain yang bertanya bagaimana caranya bisa memeriksa tanpa menggunakan kekerasan, tapi tersangkanya mau kooperatif dan menjelaskan perbuatannya," ucap Benny.

"Berbeda dengan di negara lain yang memeriksa tahanan dengan pendekatan kekerasan," tambahnya.

Bukan hanya saat status tersangka saja, dalam persidangan seorang narapidana terorisme juga diperlakukan sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Di persidangan semua orang bisa mengikuti bagaimana anggota Densus menangani sejak penangkapan sampai perkaranya diajukan ke pengadilan, bagaimana penanganan di tahanan, dsb," kata Benny.

Dari sini, polisi bisa mendapat informasi dan membuka jaringan teroris yang masih ada di Indonesia.

Balik kembali terkait dengan cuitan Fadli Zon, Benny pun tidak ingin berkomentar banyak lantaran sejauh ini Fadli belum menjelaskan secara gamblang maksud dari cuitannya.

"Menurut saya sebaiknya untuk menilai dan mengomentari sesuatu isu maka kita perlu tahu dulu masalah itu dengan baik dan lengkap," terang Benny.

Wacana Densus 88 ini beberapa hari ke belakang ramai diperbincangkan publik. Karena, Fadli Zon mengusulkan agar Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polsi dibubarkan.

Menurutnya, kondisi zaman telah berubah, dan narasi-narasi Islamphobia yang belakangan marak semakin akut karena menjadi komoditas.

"Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamifobia. Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja. Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas," kata Fadli Zon dalam cuitan akun Twitter pribadinya, Rabu (6/10).

ikuti terus update berita rmoljatim di google news