Anwar Sadad: Program OPOP Jangan Ubah Jati Diri Pesantren

Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad (kanan)/ist
Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad (kanan)/ist

Tema tafaqquh fiddin harus menjadi ide besar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pengembangan Pesantren yang sekarang sedang dibahas oleh DPRD Jatim. Karena bidang itulah yang menjadi ciri khas pesantren sejak awal didirikan.


Demikian disampaikan Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad, yang akrab dipanggil Gus Sadad, usai mengikuti pengajian perdana kitab Ihya' Ulum al-Din  yang diasuh KH Fuad Noerhasan di Pondok Pesantren Sidogiri Kabupaten Pasuruan, Rabu (27/10).

"Motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di pesantren tidak akan jauh dari upaya memperdalam pengetahuan agamanya dan memperbaiki akhlak," kata  Sadad.

Sadad hadir dalam pengajian kitab tersebut bersama alumni-alumni lainnya, di antaranya KH Mukhlis Muhsin dari Bangkalan.

Menurut Sadad, tugas memperdalam ilmu agama merupakan tugas berat yang memerlukan keahlian khusus.

"Namun tidak bisa dipungkiri bahwa di era Society 5.0 mengharuskan pesantren berbenah," tambahnya.

Kebutuhan pesantren untuk berbenah tidak perlu mengubah karakteristik pesantren sebagai lembaga pendidikan pencetak expertis di bidang agama.

"Oleh karena itu keberadaan pesantrenpreneur maupun OPOP harusnya hanya menjadi komplementer, tidak boleh mengubah jati diri pesantren," pungkasnya.