Tingkatkan Kompetensi Guru di Probolinggo, BK FIP UNESA Gelar Pelatihan Konseling Adiksi

Pelatihan Konseling Adiksi/Ist
Pelatihan Konseling Adiksi/Ist

Di tengah derasnya pengaruh media sosial dan gaming di kalangan pelajar, guru BK memiliki peran yang cukup menantang. Karena itu, guru BK harus terus mengembangkan diri dan kompetensi secara berkala. Salah satu cara mendorong peningkatan kualitas guru BK di daerah yaitu lewat pelatihan-pelatihan seperti yang dilakukan Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya (UNESA).


"Dunia pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling mada pandemi mengalami transformasi. Dari yang sebelumnya cenderung dilakukan secara tatap muka dan masa pandemi ‘dipaksa’ secara daring," kata salah satu penggagas, Bambang Dibyo Wiyono, S.Pd., M.Pd, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (28/10).

Menurutnya, BK masa pandemi itu ‘susah-susah gampang’. Tantangannya selain kecakapan guru juga pada infrastruktur. 

“Di masa pandemi ini masih ada sekolah yang tidak pernah menggunakan Google Meet, mungkin tidak menggunakan WA untuk layanan BK, tidak terbayang jika konseling itu dilakukan secara daring,” ujarnya. 

BK baik dilakukan secara luring maupun daring harus didasarkan pada perecanaan dan perancangan program.

Dalam merancang program BK, guru harus benar-benar memahami kebutuhan di lapangan, karakteristik siswa dan faktor-faktor yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan peserta didik secara keseluruhan. 

“Sekarang kan ada banyak adiksi, siswa berhari-hari main hp, sosial media dan parahnya lagi gaming dengan ekspresi yang cenderung kasar dan lain sebagainya,” kata Mochamad Nursalim.

Menurutnya, guru BK harus memahami situasi itu, kemudian mencarikan solusi untuk mengatasinya, pendekatan apa yang efektif sehingga peserta didik bisa terus tumbuh dan berkembang dengan baik. 

Tugas guru tentu tidak serta merta melarang anak didik bermain hp, tetapi bagaimana mengarahkan siswa untuk memanfaatkan teknologi hp dan aplikasi-aplikasi itu untuk kebutuhan belajar dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Untuk sampai ke sana, dibutuhkan konseling yang efektif dengan pendekatan yang menarik dari para guru BK.

Dia berharap, lewat pelatihan itu, peserta mampu meningkatkan keterampilannya sebagai Guru BK yang berkompetensi dan profesional. Baik dalam penyusunan program BK maupun saat konseling adiksi di sekolah. 

“Peran guru BK itu penting sekali, karena itu guru BK dituntut adaptif, sensitif, kreatif dan solutif,” tandasnya. 

Kehiatan yang digelar jurusan Bimbingan dan Konseling UNESA bekerja sama dengan MGBK MTs dan MA Kabupaten Probolinggo diadakan secara luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan di Gedung Keterampilan, MAN 2 Kabupaten Probolinggo pada Sabtu (9/10).

Pelatihan itu merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang digagas oleh Dekan FIP UNESA yaitu Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., dan Bambang Dibyo Wiyono, S.Pd., M.Pd. 

Kegiatan pelatihan dihadiri Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo Dr. Akhmad Sruji Bahtiar, M.Pd.I. beserta anggota MGBK MTs dan MA Kabupaten Probolinggo.