Panggung Pilpres Kepala Daerah

Ahmad Lutfhi/RMOL
Ahmad Lutfhi/RMOL

POLTRACKING Indonesia merilis survei nasional pada Senin 25 Oktober 2021 secara virtual. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR dalam rilis survei tersebut mengatakan, bahwa ada Empat panggung politik menjelang Pilpres 2024 seperti yang terekam pada temuan survei Poltracking Indonesia, periode survei 03-10 Oktober 2021. 

Pertama, Kepala daerah di pulau Jawa, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Khofidah Indar Parawansa dan Ridwan Kamil Kedua, Ketua umum atau pimpinan partai politik, meliputi Agus Harimurti Yudhoyono, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Prabowo Subinato, Puan Maharani, dan Zulkifli Hasan.

Ketiga, Para Menteri Kabinet Indonesia maju, seperti Erick Thohir, Mahfud MD dan Sandiaga Salahudin Uno serta Airlangga dan Prabowo yang juga punya irisan sebagai ketua umum partai politik. Keempat, dari militer yakni Andika Perkasa dan Gatot Nurmantyo.

Empat panggung politik tersebut, dapat dilihat bahwa panggung politik kepala daerah merupakan panggung politik paling potensial menuju calon Presiden 2024, karena 4 dari 5 nama teratas hasil survei Poltracking Indonesia pada pertanyaan terbuka, diisi oleh kepala daerah.

Secara berurutan yakni Ganjar Pranowo (18.2 persen), Anies Baswedan (10.2 persen), Ridwan Kamil (2.4 persen) dan Khofifah Indar Paerawansa (2.1 persen), pada 5 nama teratas tersebut hanya ada Prabowo Subianto (17.1 persen) yang bukan merupakan kepala daerah menempati urutan kedua teratas.

Masa Jabatan

Perlu diingat bahwa, Ganjar akan selesai menjabat untuk periode kedua sebagai Gubernur Jawa Tengah pada 2023 dan tidak bisa mencalonkan lagi.

Sedangkan Anies Baswedan akan selesai menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2022, Ridwan Kamil (Emil) akan selesai menjabat pada 2023 sebagai Gubernur Jawa Barat dan Khofifah Indar Parawansa akan selesai menjabat pada 2023 sebagai Gubernur Jawa Timur.  

Diluar dari konteks Pilpres, baik Anies, Emil dan Khofifah berpotensi maju lagi untuk periode kedua sebagai Gubernur.

Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa harus terus menjaga eksistensi untuk menaikkan elektabilitas menjelang Pilpres 2024, agak lebih mudah bagi mereka karena masih menjabat sebagai kepala daerah.

Praktis hanya Anies yang sedikit tidak beruntung karena masa jabatannya selesai setahun lebih cepat.  Anies tentu harus memikirkan cara agar eksistensinya terjaga setelah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2022.

Partai Politik

Dalam konteks partai politik, Ganjar lebih diuntungkan dibandingkan Kepala daerah yang lain. Sedangkan Anies, Emil dan Khofifah merupakan kepala daerah yang tidak bernaung di partai politik.

Apabila ketiganya ingin maju pada perhelatan Pilpres 2024, tentu harus melewati komunikasi intensif dengan partai politik untuk mendapatkan tiket Pilpres 2024.

Komunikasi dengan partai politik tentu juga harus disertai dengan kenaikan elektabilitas sebagai bekal untuk meyakinkan partai politik bahwa mereka pantas untuk diberi tiket Pilpres 2024.

Ganjar Pranowo merupakan politisi PDIP yang berpeluang untuk mendapatkan tiket pilpres dari partai yang menaungginya, tentu dengan catatan apabila PDIP menghendaki Ganjar sebagai Capres PDIP 2024 dibandingkan dengan Puan Maharani.

Walaupun elektabilitas ganjar di beberapa lembaga survei tinggi, tapi Ganjar masih perlu kerja ekstra karena Megawati belum yakin untuk memberikan rekomendasi capres PDIP kepadanya.

Rekomendasi dari PDIP belum sepenuhnya tertutup bagi Ganjar untuk dia dapatkan. Walaupun harus bersaing dengan Puan Maharani, berdasarkan pengalaman tahun 2014, Megawati akhirnya memberikan tiket Pilpres 2014 kepada Joko Widodo (Jokowi). Padahal saat itu Megawati sendiri punya peluang untuk maju.

Kondisinya sama seperti saat ini, disaat Puan Maharani siap maju dan telah mencapai paripurna dalam jabatan politik, baginya hanya tiket Pilpres yang pas untuk didapatkan sekarang.

Selanjutnya Anies Baswedan yang memang bukan kader partai politik, tetapi kita tahu Anies punya kedekatan dengan Gerindra dan PKS. Sebab, kedua partai tersebut merupakan partai yang mendukung Anies untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Walaupun demikian, Anies tidak bisa hanya mengharap tiket Pilpres dari Gerindra dan PKS, karena Gerindra tentu akan lebih memilih memberikan tiket Pilpres kepada Prabowo Subianto. Berbeda dengan PKS yang mungkin saja masih akan mempercayakan tiket Pilpres kepada Anies Baswedan.

Selain itu, jalan konvensi juga bisa menjadi salah satu alternative bagi Anies Baswedan untuk mengusahakan tiket Pilpres 2024. Sejauh ini partai Nasdem yang telah mewacanakan akan menggelar konvensi untuk Capres 2024.  

Anies juga masih harus bekerja keras untuk memenangkan konvensi, sambil berharap partai politik yang membuat konvensi mencukupi untuk persyaratan presidential threshold.

Sedangkan Ridwan Kamil statusnya juga bukan kader partai politik, tetapi seperti yang disampaikan Ridwan Kamil sendiri, bahwa dia sedang berikhtiar menentukan partai politik tempatnya akan berlabuh.

Dia beberapa kali menyatakan, apabila tidak ada peluang untuk ikut berlaga di Pilpres 2024, mungkin akan maju kembali sebagai Gubernur Jawa Barat dengan status sebagai kader partai politik.

Ridwan Kamil sedang gencar bersilaturahim dengan partai-partai, terlihat pernah berboncengan dengan Ketua Umum partai Demokrat. Emil juga bertemu Ketua Umum Partai Golkar.

Belum lama ini ia terlihat menghadiri workshop nasional anggota legislatif fraksi PAN di Bali dan menghadiri Munas alim ulama’ PPP di Kota Semarang.

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa merupakan Kepala Daerah yang paling minim dibahas terkait peluangnya berlaga di Pilpres 2024 dibandingkan dengan Ganjar, Anies dan Emil.

Tetapi sebagai Gubernur dengan penduduk terbesar kedua di Indonesia, menjadikanya berpotensi untuk ikut berlaga di Pilpres 2024. Khofifah juga bukan kader partai politik seperti Anies dan Ridwan Kamil.

Berdasarkan variable-variabel yang melekat pada khofifah, Pertama, sebagai Gubernur Jawa Timur; Kedua, mewakili perempuan dan Ketiga, dekat dengan Nahdlatul Ulama.

Ketiga variabel itu menjadikan khofifah berpeluang untuk berlaga pada ilpres 2024. Dengan melihat elektabilitasnya, Khofifah juga pantas untuk masuk sebagai salah satu bakal calon di pilpres 2024.

Empat kepala daerah yang disebutkan diatas, semuanya masih sangat berpeluang untuk berlaga di Pilpres 2024. Apakah menjadi pasangan Capres-Cawapres atau justru akan saling berhadapan.

Kiranya tidak berlebihan bahwa Pilpres 2024 merupakan momentum para kepala daerah untuk maju pada kontestasi kepemimpinan nasional.

Meski demikian, dengan berbagai dinamika dan keadaan yang berbeda-beda dari setiap kepala dearah, treatment yang tepat sangat penting untuk menghadapi dinamika-dinamika politik yang mendera,

Treatment tersebut juga diharapkan dapat menjaga eksistensi untuk terus menaikkan elektabilitas.

Penulis adalah alumni Kajian Kepemimpinan SKSG Universitas Indonesia