Jokowi Sosok Baik Meski Bukan Pemimpin yang Baik

Presiden Joko Widodo/Ist
Presiden Joko Widodo/Ist

MANTAN Ketua Umum PP Muhammadyah Syafii Maarif mengulas keadaan negeri ini yang berjudul "Mentereng di luar, remuk di dalam". 

Sementara Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sosok yang baik, hanya saja banyak orang yang berniat buruk dan mafia di sekitarnya.

Pemahaman umum tentang orang baik bisa objektif bisa juga subjektif, namun secara umum tentu patut diakui bahwa orang baik itu bukan pribadi yang menyusahkan apalagi mencelakakan orang lain, sebaliknya ada sifat menolong dan membuat orang lain senang. 

Dalam konteks ini baiknya pribadi Presiden Jokowi yang secara implisit maupun eksplisit dikemukakan oleh kedua sosok tokoh Muhammadiyah itu tentu akan dimaknai lain ketika yang disorot bahkan digugat publik atau masyarakat bukanlah pribadi, tetapi model kepemimpinan Jokowi selaku presiden di masa tugasnya ini. 

Dengan kata lain masalahnya adalah tentang kepemimpinan seorang Presiden yang menanggungjawabi amanat rakyat untuk menegakan keadilan dan memakmurkan kehidupan rakyatnya secara umum. Bukan tentang hati atau sifat pribadinya. 

Selama kurun tujuh tahunan kepemimpinannya, Jokowi tercatat banyak ketidakberdayaan ketika menghadapi masalah mendasar atas janji-janji kampanyenya. Bahkan beberapa di antaranya ditengarai sebagai kebohongan sehingga kaum muda akademik sampai memberinya gelar "the king of lip service". 

Selain memalukan dan menyedihkan tapi kita juga berharap itu bukanlah sebuah tipu muslihat tapi memang tak cukup waktu bagi Presiden Jokowi untuk memenuhi janji-janjinya, atau lebih kepada minimnya   kapasitas 'leadership' yang dimilikinya. 

Oleh karena itu dapat diharapkan timbulnya kesadaran diri Presiden Jokowi sendiri untuk memakai sifat baik dirinya dengan mencegah tindakan yang tak selaras dengan kebaikan itu atas kepemimpinannya yang semakin menjadi serpihan-serpihan buruk bagi kehidupan rakyat negeri ini. 

Sehingga apa yang disampaikan kedua mantan ketua umum Muhammadiyah itu dapat dipahami bagaimana antara pribadi yang baik dengan kepemimpinan yang tidak baik dapat menghantarkan bangsa ini kepada situasi yang disebut diatas, "mentereng di luar, remuk di dalam".

Adian Radiatus

Pemerhati masalah sosial dan politik


ikuti update rmoljatim di google news