Soal Radikalisme, Ekstremisme dan Sekularisme, Begini Kata Cak Imin 

Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar/Net
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar/Net

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar bicara soal radikalisme, ekstremisme, dan sekularisme.


Menurutnya, ketiganya merupakan ancaman serius bangsa Indonesia. Tiga ancaman tersebut perlu diwaspadai oleh masyarakat lantaran dianggap mampu memecah belah keutuhan dan persatuan.

Dikatakan Cak Imi , tarikan ekstremisme dan radikalisme ini saat ini sangat fatal. Di tengah dua ancaman tersebut, ada pula ancaman sekularisme yang juga begitu dahsyat, namun sering kali tidak disadari oleh masyarakat.

Lanjut Cak Imin, selain ekstremisme dan radikalisme memiliki fatalitas tinggi, sekularisme juga menjadi sesuatu yang perlu dilawan.

”Agama tidak menjadi inti dari kehidupan kita,” ujar Cak Imin saat memberikan sambutan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertajuk “Dengan Maulid Nabi Kita Perkuat Ahlussunnah wal Jamaah dan Tingkatkan Kesejahteraan Ummat” yang digelar oleh Harakah Majelis Taklim, Minggu (28/11).

Ketua Umum PKB ini mengapresiasi tumbuhnya Harakah Majelis Taklim yang terus bersemangat menggelar berbagai kegiatan. Salah satunya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Saya benar-benar ikut menyaksikan petumbuhan harakah majelis taklim. Bagaimana dinamika majelis-majelis taklim, khususnya di Jabodetabek yang tumbuh subur sejak sebelum dan hingga era Reformasi,” ujarnya.

Di era digital saat ini, kata Cak Imin, gerakan Majelis Taklim terus berkembang dan menjadikan media digital seperti grup WhatsApp, Facebook, maupun YouTube sebagai salah satu alternatif rujukan dan media dakwah sehingga semakin produktif dan tidak tergoyahkan berbagai isu yang berkembang di media digital.

Cak Imin mengaku gembira ada semangat baru untuk menghadapi perubahan sosial yang cepat. Sebab, sejak adanya gerakan Majelis Taklim ibu-ibu nyai, pengurus majelis taklim tidak tunggal dalam menerima informasi.

Media digital, kata Cak imin dijadikan salah satu bahan informasi sehingga akurat, tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai isu.

"Isu-isu dari ekstrem kanan dan ekstrem kiri yang dua-duanya sama-sama tidak membawa kemaslahatan sesuai tuntunan izzul Islam wal muslimin, baldatun toyyibatun warabbun ghafur,” ungkapnya.

Ia berharap, ke depan Harakah Majelis Taklim semakin membawa manfaat bagi agama, bangsa dan negara, terutama dalam menjaga pilar-pilar kebangsaan.

"Bagaimana caranya agar majelis taklim menjadi kekuatan yang mensejahterakan keluarga besar majelis-majelis di seluruh Indonesia,” demikian Cak Imin seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.