Unusa Diskusikan Arah NU Seratus Tahun ke Depan

Seminar Menyongsong Abad ke-2 Masa Pengabdian Nahdlatul Ulama/Ist
Seminar Menyongsong Abad ke-2 Masa Pengabdian Nahdlatul Ulama/Ist

Unusa melalui seminar Menyongsong Abad ke-2 Masa Pengabdian Nahdlatul Ulama, memberikan masukan kepada muktamirin terkait dengan masa depan NU.


"Seminar ini akan merumuskan beberapa poin terkait dengan masa depan NU dalam seratus tahun ke depan," kata Ketua Panitia Seminar, Prof Kacung Marijan, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (12/12).

Tahun 2026 mendatang, sambung Prof Kacung,  NU memasuki usia satu abad atau seratus tahun. Sudah nampak nyata apa yang telah diperbuat NU pada serratus tahun tersebut. 

"Nah bagaimana serratus tahun berikutnya, melalui seminar ini kami akan merumuskan dan nanti akan kami berikan kepada panitia Muktamar di Lampung,” katanya.

Sebagai kampus yang membawa nama besar NU, kata Kacung, maka sudah seharusnya memberikan masukan dan pemikiran-pemikiran strategis untuk masa depan NU ke depan. 

“Tentu kami tidak sendiri, karena itu dalam seminar ini kami mengundang PC NU se Jatim, juga badan otonom lainnya. Para tokoh juga kami libatkan. Sementara yang akan merumuskan hasil dari seminar adalah para intelektual Islam yang kebetulan menjabat sebagai rektor PTN di Jatim,” terangny.

Dikatakan Prof Kacung, hasil rumusan seminar ini sesegera mungkin akan disampaikan langsung ke panitia Muktamar NU yang akan di gelar di Lampung. 

“Mudah-mudahan masukan-masukan yang kami hasilkan ini bisa menjadi topik bahasan muktamirin untuk memilih pemimpin NU ke depan sekaligus menyiapkan atau mengagendakan program apa saja yang dijadikan prioritas,” katanya.

Sementara Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie mengatakan, bahwa digelarnya seminar ini bagian dari kepedulian perguruan tinggi NU dalam memberi masukan dan pemikiran bagaimana langkah strategis NU dalam memasuki masa seratus tahun ke depan.

"Kami ingin memberikan sumbangsih pemikiran untuk NU ke depan. Sebagai perguruan tinggi NU dan dipandang sebagai gudangnya intelektual, maka pemikiran-pemikiran strategis harus muncul dan mewarnai NU dalam perjalanan serratus tahun ke depan,” ungkapnya.

Seminar ini, kata Jazidie menambahkan, merupakan refleksi dari apa yang sudah dilakukan NU selama ini dan memproyeksikan apa yang harus dilakukan berikutnya. 

“Ini adalah cara Unusa dalam memberikan masukan sekaligus mewarnai organisasi NU untuk bisa lebih maju lagi sekaligus memberikan peran lebih dominan di masa depan,” katanya.

Secara kebetulan, ketua Yayasan Unusa --Prof Mohammad Nuh-- saat ini dipercaya sebagai Ketua SC Muktamar NU, sehingga Jazidie meyakini, komunikasi dari hasil-hasil rumusan seminar ini akan bisa tersampaikan dengan baik. 

“Apalagi Pak Nuh juga hadir sebagai salah satu pembicara pada salah satu sesi seminar ini. Inilah langkah strategis Unusa yang ingin kami sumbangkan untu masa depan NU,” kata Jazidie. 

Seminar yang diadakan di Kampus B Unusa, pada Sabtu (11/12), dibuka oleh Ketua DPW NU Jatim, KH Murzuki Mustamar. Seminar dilakukan secara hybrid. Hadir dalam acara tersebut antara lain KH Muhammad Anwar Iskandar, Choirul Tanjung, Nadisyah Heosen, Hasanuddin Ali, dan Mohammad Nuh, yang juga ketua SC Muktamar NU.