Ada kecemasan yang menghiasi kesuksesan Timnas Indonesia menembus final Piala AFF 2020. Jika Tim Garuda gagal meraih juara, maka kursi pelatih Timnas yang diduduki Shin Tae-yong akan mengalami pergeseran.
- Porwanas XIII 2022, Hadi Sulistyo: Jatim Lumbungnya Atlet Berpotensi Khususnya Cabor Tenis Meja
- Menang 5-0 dari Bintang Gombak FC Malaysia, Timnas U-17 Puncaki Klasemen Grup C
- Piala Bergilir Marciano Noorman III/2022 Siap Digelar, Berikut Pesertanya
Pasalnya, berkaca kepada sejumlah kegagalan Timnas Indonesia sebelumnya, ketika gagal mencapai target maka pelatih langsung dipecat oleh otoritas sepak bola Indonesia, PSSI.
Kecemasan ini coba diredam oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, yang berani menjamin posisi Shin Tae-yong tetap aman, apapun hasil yang diraih Evan Dimas cs di final Piala AFF 2020 nanti.
"Shin Tae-yong ini awalnya direkrut sebagai pelatih Timnas untuk persiapan FIFA World Cup U-20 2021, kemudian karena ada pandemi ditunda ke 2023. Sebab, kita menjadi tuan rumah maka kita tetap butuh pelatih dan Shin Tae-yong akan tetap menjadi pelatih Timnas U-20 2023," terang Zainudin Amali kepada awak media, di Wisma Kemenpora, Senin (27/12).
"Aman Shin Tae-yong (posisinya). Saya menjamin itu," tegasnya menambahkan.
Indonesia sukses melaju ke final Piala AFF 2020 setelah menang dengan agregat 5-3 di babak semifinal melawan Singapura. Namun, perjuangan Tim Garuda untuk membawa pulang trofi Piala AFF pertama kalinya ini bakal sangat berat.
Pasalnya, lawan yang akan dihadapi di partai puncak adalah raksasa Asia Tenggara, Thailand, yang punya penampilan konsisten dan gaya bermain yang khas dengan mengandalkan kecepatan.
Seperti edisi-edisi sebelumnya, final Piala AFF pun akan digelar dalam dua pertemuan. Leg pertama dijadwalkan pada Rabu malam (29/12) dan leg kedua pada Sabtu (1/1/2022) dengan lokasi pertandingan tetap sama di Stadion Nasional Singapura.
- Menpora: Surabaya Siap Gelar Pembukaan Piala Dunia U-17
- Buntut Kegagalan Asian Games XIX, Menpora Pastikan Ada Evaluasi Besar-besaran
- Undang Ormas Terlarang, Menpora Dinilai Kecolongan