Istimewa, Pembatik Menggunakan Kaki ini Mulai Banjir Pesanan

Rahma saat membatik menggunakan kakinya/RMOLJatim
Rahma saat membatik menggunakan kakinya/RMOLJatim

Siti Rahmatillah atau biasa dipanggil Rahma adalah seorang pembatik di Bondowoso tepatnya asal Dusun Keramat, Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, yang tergolong istimewa.


Wanita 25 tahun tersebut merupakan disabilitas yang sejak dua tahun terakhir mulai fokus meningkatkan kemampuannya dalam membatik di balik kondisinya yang tergolong terbatas.

Ya, Rahma membatik dengan menggunakan kakinya. 

Rahma mengaku ketertarikan terhadap batik berbekal keterampilannya yang memang suka menggambar sejak duduk di bangku sekolah dasar dahulu, hingga akhirnya pada 2019 di pertemukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bondowoso dengan salah seorang pembatik di Kecamatan Jambesari Darussholah yang kemudian mengajarkannya teknik dasar dalam membatik.

Kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rahma bercerita suka dukanya 2 tahun lalu saat mulai belajar membatik tersebut, mulai dari perjalanan yang cukup jauh karena harus mengojek untuk pulang perginya hingga tidak menerima imbalan apapun dari usahanya yang sudah tergolong memiliki nilai jual.

"Suka dukanya seperti itu mas, karena jaraknya jauh di tambah harus mengojek pulang perginya," ujarnya, Minggu (9/1).

Setelah beberapa bulan belajar, Rahma pun dianggap sudah bisa membatik dan hasilnya sudah layak dipasarkan namun herannya dia tetap dianggap hanya pelatihan saja.

"Karena masih dianggap pelatihan ya gak dapat bayaran mas, hanya makan siang," tuturnya.

Hingga akhirnya, Rahma berkeinginan untuk memulai usaha sendiri dirumahnya hingga memberanikan diri untuk berpamitan kepada yang mengajarkannya tersebut termasuk kepada Dinsos Bondowoso.

"Saya ingin buka usaha sendiri mas sekalian nanti kan kalo rame bisa ngajak tetangga dan warga sekitar untuk membatik," sambungnya.

Rahma bersyukur karena saat ini sudah terima banyak pesanan bahkan ada beberapa yang dia tolak karena keterbatasan tenaga dan meminta dengan durasi waktu yang sangat singkat.

"Terpaksa kami tidak terima mas karena kalau tidak sesuai target kasihan sama yang pesan," lanjutnya.

Untuk saat ini, Rahma dibantu oleh suaminya dalam merintis usahanya tersebut di rumahnya. "Suami yang menggambar, lalu saya yang (nyanting) membantunya," terangnya.

Selain difasilitasi Dinsos Bondowoso, Rahma juga mengaku mulai berkolaborasi dengan Ijen Batik Bondowoso terkait beberapa teknik, mulai dari mendesain motif, membatik hingga memasarkannya.

"Alhamdulillah ketemu sama mas Andre pemilik Ijen Batik, akhirnya bisa menambah semangat saya untuk buka sanggar batik sendiri." 

Rahma mengakhiri, kini dirinya sudah mulai memesan spanduk untuk sanggar batiknya tersebut yang nantinya akan dipasang di jalan sekitar menuju rumahnya itu.

"Namanya sanggarnya Rahma Batik mas, pakai nama saya biar mudah dicari orang," pungkasnya.