Penggunaan jasa penembak jitu untuk memburu tikus mulai menjadi tren di kalangan petani saat ini seperti di Ngawi, Jawa Timur.
- Wakapolda Jatim Bagikan Mobil Ambulans ke Bonek Rescue
- Plt Bupati Probolinggo Sowan ke Ketua MUI Jatim
- Warga Tisno Negaran Wadul Dewan Terkait Banjir Tahunan Yang Tak Kunjung Usai
Pemberantasan hama pertanian dengan cara itu jauh lebih aman daripada memasang jebakan kabel listrik yang justru membahayakan nyawa orang.
Salah satu pengguna jasa penembak jitu atau sniper, Harianto warga Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi, mengatakan, metode itu cukup efektif mengurangi populasi hama pertanian jenis hewan pengerat tersebut. Para penembak jitu disewanya dengan hitungan akan dibayar setiap ekor tikus.
"Karena merajalela terpaksa kita pilih penembak untuk membasmi tikus. Kejadian seperti ini sudah mulai tanaman padi tumbuh sekitar umur satu bulan," ungkap Harianto dikutip Kantor Berita RMOLKatim, Rabu, (12/1).
Ia menjelaskan, untuk tiap tikus yang berhasil ditembak mati, dihargai Rp 3.000. Para penembak jitu berasal dari komunitas pehobi senapan angin maupun warganya yang mahir membidik. Sebenarnya, petani memiliki cara lain memberantas tikus sawah, yakni dengan memelihara burung hantu.
Setiap malam, kata Harianto, para penembak jitu berhasil menembak mati tikus antara 30 - 50 ekor.
- Pemkab Probolinggo Sediakan 20 Ribu Paket Sembako Dampak PPKM
- Kini Urus Empat Layanan Adminduk Cukup di Kantor Kelurahan
- Lantik Pengurus PCI Muslimat NU UK, Khofifah Ajak Ikut Andil Merawat Jagat dan Membangun Peradaban