Prokes Mulai Kendor, Masyarakat Bondowoso Diingatkan Bahaya Omicron

Suasana rakor forkopimda Bondowoso/RMOLJatim
Suasana rakor forkopimda Bondowoso/RMOLJatim

Dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron, forkopimda Bondowoso menggelar rapat koordinasi (rakor) di pendopo Bupati, Rabu (26/1).


Dipimpin langsung oleh Bupati KH Salwa Arifin, rakor tersebut di hadiri juga oleh Kapolres Bondowoso, Dandim 0822 Bondowoso, Dinas kesehatan serta BPBD Bondowoso dan pihak terkait lainnya.

Bupati Salwa, dalam sambutannya mengingatkan agar masyarakat Bondowoso tidak kendor terhadap 5M yang sudah selama ini dicanangkan oleh pemerintah.

Seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan serta mengurangi mobilitas.

"Intinya kita harus tetap semangat jangan sampai kendor, karena Covid-19 belum usai," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Ia meminta agar kerjasama dalam menekan penyebaran Covid-19 harus tetap solid, karena varian Omicron penyebarannya jauh lebih cepat dibandingkan varian lain yang ada.

Diminta oleh Salwa, agar masyarakat yang akan melaksanakan segala kegiatan apapun tetap harus mempertimbangkan penegakan prokes 5M tersebut, baik itu kegiatan keagamaan maupun kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

"Saya rasa saat ini mulai kendor, mari kita tingkatkan lagi prokesnya," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas kesehatan, Moh Imron mengatakan, untuk capaian vaksinasi di Bondowoso untuk umum sudah mencapai 70,5 persen lalu untuk lansia di angka 53 persen dan anak baru 3 persen.

"Untuk booster sudah kita mulai dan itu tidak akan terpaku pada capaian vaksinasi lainnya," tandasnya.

Untuk saat ini, permasalah yang dihadapi yakni terkait sasaran kepada lansia yang banyak yang mengalami penyakit bawaan (komorbid), ini meskipun sudah stabil kondisinya masih kebanyakan takut untuk di vaksin. 

"Untuk daerah pinggiran kami masih tetap lakukan secar door to door," lanjutnya.

Untuk yang penolakan bagi masyarakat umum yang tidak ingin, Moh Imron mengatakan, masih ada peluang untuk bisa memvaksin yang bersangkutan.

"Kalau hanya penolakan masih ada peluang bisa divaksin, kecuali yang komorbid ini yang cukup sulit," pungkasnya.