Apresiasi Khofifah Kemiskinan Di Jatim Turun, Ketua Gerindra Jatim: Ini Momentum Berlari Kencang

Anwar Sadad/ist
Anwar Sadad/ist

Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad mengapresias penurunan angka kemiskinan di Jatim. Hasil positif yang dicapai gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa itu dianggap sebagai momentum untuk membangkitkan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi covid 19.


 "Auranya sudah dapat. Alam mulai memihak,” katanya pada Kamis (27/1).

Dia menjelaskan, capaian penurunan angka kemiskinan sebesar 313,13 ribu jiwa patut diapresiasi.  Meski demikian, prestasi tersebut bukan semata efektifnya program-program unggulan Gubernur Khofifah, seperti Jatim Puspa dan Desa Berdaya.

"Namun juga ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya," tambahnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat terjadinya penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur (Jatim) cukup signifikan. Penurunan angka kemiskinan di Jatim ini merupakan yang tertinggi se-Indonesia sepanjang periode Maret hingga September 2021.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penurunan angka kemiskinan Jatim pada periode tersebut mencapai 313,13 ribu jiwa. Penurunan itu berhasil mengoreksi angka kemiskinan Jatim dari 4,57 juta jiwa atau 11,40 persen menjadi 4,25 juta jiwa atau 10,59 persen. 

 Meski demikian, Wakil Ketua DPRD Jatim itu juga memberikan masukan mengenai rendahnya angka inflasi serta penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) petani di Jatim.

Misalnya, pada medio Maret-September 2021, inflasi di Jatim mencatat angka yang sangat rendah, bahkan pernah mencapai 0,01 persen di pertengahan tahun 2021. Nilai Tukar Petani Jatim sampai Juli 2021 selalu mengalami penurunan bahkan sampai di bawah 100. Di bulan Juli pernah di angka 98,17.

“Untungnya Nilai Tukar Petani membaik pada Agustus dan September, karena adanya panen raya di beberapa sentra produksi pertanian. Ini semacam blessing in disguise,” tambahnya.

 Di samping itu juga ada faktor lain, yaitu turunnya angka tingkat pengangguran terbuka. Dibandingkan tahun 2020, pengangguran terbuka di tahun 2021 turun 0,1 persen. Penurunan ini memang jauh dari optimal.

Akan tetapi hal ini mengindikasikan mulai nampak buah dari kinerja Penanaman Modal di Jatim yang pernah diganjar penghargaan dari BKPM sebagai yang tertinggi se-Indonesia.

“Aura positif ini harus terus dijaga. Ini momentum untuk lari kencang. Optimisme kita  bahwa Jatim akan menjadi terdepan dalam recovery ekonomi pasca pandemi bakal terwujud,” pungkasnya.